KUDUS,Suaranadliyin.com – Ketika masuk gang perdukuhan Kebonalas desa Besito Gebog Kudus, kita akan melihat sebuah rumah besar di pinggir jalan yang penuh keunikan. Didalam rumah terdengar indah kicauan burung, terasnya terlihat banyak foto kiai NU terpajang di dinding, dak atas rumahnya tampak rimbun dengan tanaman sayuran.
Ya, itulah rumah milik Kiai Imam Fathoni yang terkenal dai di berbagai tempat. Selain berdakwah mengisi pengajian, ternyata kiai yang biasa disapa Yi Thoni ini memiliki kegemaran bercocok tanam.
Uniknya, Ia tidak menanam di lahan sawah atau pekarangan pada umumnya. Melainkan Yi Thoni menyulap dak atap rumahnya menjadi lahan tanaman.
Saat Suaranahdliyin.com mengunjungi rumahnya dalam suatu kesempatan, dak rumah berukuran luas 10×9 meter terlihat puluhan tanaman sayuran dan buah-buahan. Selain sayuran organik kangkung, kacang panjang, gambas, Terong, Sawi, bawang maupun lainya, ada juga buah-buahan seperti tomat, mentimun, nanas dan buah naga.
“Dak rumah ini sangat bermanfaat untuk media berkebun tanaman buah dan bertanam sayur organik. Media tanamnya menggunakan pot dan polybac serta wadah wadah bekas seperti kaleng bekas,botol air mineral dan media lainnya,”terang Yi Thoni
Yi Thoni mulai bercocok tanam memanfaatkan dak rumah sejak 2011. Motivasinya, sebagai ikhtiyar untuk menciptakan pola hidup sehat, green house, keluarga sehat dengan konsumsi makanan sayuran organik yang bebas dari dari racun kimia dan pestisida.
“Alhamdulillah jatah belanja sayur yang semula dari uang saku, sekarang petik sendiri tanpa membeli. Bahkan malah bisa berbagi sayuran,”tandas ayah tiga anak ini.
Pengasuh Majlis Ta’lim dan Dzikir “Safinatun Najah” Kebonlas Besito ini menambahkan upayanya juga dalam rangka menjaga keberlangsungan hidup mandiri terutama untuk ketahanan pangan dalam lingkungan keluarga. Secara ekonomi, katanya, bisa mengurangi pengeluaran belanja utamanya kebutuhan lauk pauk untuk makan sehari-hari.
“Manfaat lainya, memberikan edukasi keluarga dan tetangga serta masyarakat sekitar tentang pentingnya makan dan pola hidup sehat. Dengan konsumsi makanan sehat bebas dari P5, perasa,pemanis, pengenyal,pewarna dan pengawet,”tandas Yi Thoni yang jugu guru MINU Miftahul Huda Sudimoro.
Semangat Yi Thoni bercocok tanam ini mampu menginspirasi banyak teman karib, aktivis maupun tetangga yang ingin meniru langkahnya. Tidak sedikit, sejumlah aktivis dari luar kota seperti Jepara, Grobogan, Semarang dan daerah lain mengunjungi kebun tanamnya.
“Disamping hobi, ternyata bisa juga dijadikan sebagai usaha sampingan, misal penjualan benih dan bibit bagi yang membutuhkan.”seloroh pengurus Lembaga Pengembangan Pertanian Nahdlatul Ulama (LPPNU) Kudus ini. (Qomarul Adib/ros)