Ketika “Gerakan Ayo Mengaji” Digubah Jadi Permainan Anak

0
1993
Peluncuran permainan “ayo mengaji” dalam penutupan KKN Mahasiswa STAIN Kudus di Demak

DEMAK, Suaranahdliyin.com, Gerakan pemerintah Kabupaten Demak “Magrib Matikan TV, Ayo Mengaji” ditangan kreatif Tim Kuliah Kerja Nyata (KKN) Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Kudus Posko 100 Desa Tlogosih Kecamatan Kebonagung digubah menjadi permainan anak yang seru.

Para mahasiswa menggubah menjadi permainan kolaborasi antara monopoli dan ular tangga. Sebuah permainan yang sarat ajakan untuk mengaji. Setiap pemain dituntut untuk lebih sering mengaji. Pasalnya, permainan ini hanya dapat selesai dengan mendapatkan banyak pencapaian hafalan.  Permainan sangat mengasyikkan, karena selain hafalan juga bermain strategi.

Permainan “ayo mengaji “ini diluncurkan Camat Kebonagung H.Haryoto dalam acara penutupan Kuliah Kerja Nyata kecamatan Kebonagung Demak, Selasa (6/2/2018. Dalam sambutannya, Haryoto mengapresiasi kreatifitas mahasiswa KKN STAIN Kudus ini.

Menurutnya, permainan ini adalah inovasi yang luar biasa dan hanya KKN dari STAIN Kudus yang mendukung secara penuh gerakan  ayo mengaji yang dicanangkan Bupati Demak ini.

“Selanjutnya kami akan sampaikan kepada Bupati Demak tentang kabar gembira ini,” Imbuhnya.

Dalam permainan ini, terdapat 49 Kotak yang akan dilalui pemainnya untuk dapat memenangkan permainan tersebut. Permainan ini tidak dijalankan dengan dadu, melainkan dengan mengambil kartu “Ayo Mengaji” dan membaca perintah di dalamnya.

Pada kartu “Ayo Mengaji” terdapat perintah beberapa surat tertentu dengan ganjaran yang berbeda. Jika memutuskan menghafal, pemain yang dapat menghafal dengan benar akan maju lebih banyak kotaknya.

Namun jika gagal, maka ganjarannya adalah mundur sesuai yang disebutkan di kartu. Selain menghafal, opsi lain adalah membaca namun jika berhasil maka ganjaranya tidak sebanyak jika menghafal.

Menurut Taufiqurrahman, Tim KKN STAIN Kudus Posko 100 menjelaskan bahwa, permainan ini nantinya akan disebarkan di madrasah-madrasah lebih dahulu. Dengan harapan jika dikenalkan melalui madrasah, anak-anak akan lebih tertarik memainkannya.

“Hal tersebut juga dapat mendorong guru-guru madrasah agar menyalurkan sedikit permainan di tengah-tengah aktivitas pembelajarannya,”terang Mahasiswa Menejemen Bisnis Syariah Semester 7.

Bagi yang sudah tidak sabar memainkan permainan ini, harus bersabar sampai tahun depan. Karena baru diluncurkan dan dicetak terbatas. Setelah yang satu diserahkan secara simbolis di Desa Tlogosih, dan sekarang diserahkan ke Kecamatan Kebonagung. Kemungkinan tahun 2019 masyarakat secara luas akan dapat menikmati permainan ini. (Mail)

Comments