memaparkan
KUDUS, Suaranahdliyin.com – Kehidupan rumah tangga seringkali banyak tantangan yang menerpa. Namun, dengan menerapkan konsep mubadalah pasangan suami istri diharapkan sukses dalam membina rumah tangga.
Demikian diungkapkan oleh penulis buku Qiroah Mubadalah, Dr. Faqihuddin Abdul Qodir dalam Halaqoh Hari Ibu yang diadakan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kudus di Aula Mubarokfood Cipta Delicia, Kamis (19/12/19).
“Mubadalah adalah konsep kesalingan. Baik suami atau istri harus saling melayani sehingga sama-sama bahagia,” ujar Faqihuddin.
Menurut Faqihuddin, suami dan istri adalah mitra yang tidak boleh saling menekan dan memaksakan diri. Keduanya harus saling memahami agar prioritas bersama berupa kepentingan rumah tangga bisa terpenuhi.
“Cara pandang penganut konsep mubadalah itu minimal menyadari bahwa Allah itu Tuhan laki-laki dan perempuan, sehingga sama-sama takut untuk menyakiti pasangannya,” jelas dia.
Faqihuddin juga mengilustrasikan hubungan suami istri itu seperti rekening bank. Setiap kebaikan adalah saldo debet yang bisa membuat tentram. Sedangkan kesalahan adalah berarti pasangan suami atau istri itu sedang mengambil saldo tersebut.
“Setiap kali melakukan salah, harus segera dikembalikan saldonya (kebaikan) supaya bertahan lama,” imbuhnya.
Pada kesempatan ini, Dr. Faqihuddin juga menyatakan penerapan konsep mubadalah berarti baik suami maupun istri harus saling menghormati juga sadar diri.
“Misalnya saja, kalau tidak ingin suaminya itu tebar pesona ya berarti jangan tebar pesona, begitu pula sebaliknya. Harus sama-sama sadar diri,” tuturnya.
Kesadaran itu seperti hubungan timbal balik yang bisa terwujud jika cinta yang dibangun benar-benar karena Allah. “Itu yang disebut cinta karena Allah. Karena ia menyadari kalau yang dicintainya merupakan pemberian Allah yang harus dijaga dan dilayani,” terang dia.
Hadir pada kesempatan ini, Ketua MUI Kudus KH. Ahmad Hamdani Hasanuddin, Ketua PCNU Kudus H. Asyrofi Masyito, Sekretaris PCNU Kudus H. Kisbiyanto, Ketua Lakpesdam NU Kudus Nur Said dan ratusan peserta dari unsur mahasiswa, aktivis Banom NU dan umum. (rid/adb)