
SEMARANG, Suaranahdliyin.com – Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Tengah KH. Abdul Ghaffar Rozin merasa miris dengan data minimnya pengetahuan generasi muda tentang NU.
“Karenanya,saya berpesan Kepala Madrasah memberi perhatian khusus pada kurikulum keaswajaan,” ujarnya dalam acara Pendidikan dan Latihan (Duklat) Penguatan Kompetensi Kepala Madrasah Tahap 1 Tahun 2025 di Balai Diklat Keagamaan Semarang, Banyumanik, Senin (10/3/2025).
Gus Rozin menyebutkan hampir 60 persen warga Indonesia mengaku NU.”Namun hanya 8 persen anak-anak dibawah 20 tahun yang mengenal NU,”tegasnya.
Gus Rozin juga telah membuktikan sendiri, indikasi pengenalan belum sempurnanya pengetahuan anak-anak terkait NU. Ketika di kantor PWNU Jateng anak-anak berkumpul dan diberikan pertanyaan kuis, rata-rata tak bisa menjawab.
“Saat kuis, siapa Mbah Hasyim? mereka tidak bisa menjawab, siapa Rois aam tidak bisa menjawab,” tambahnya.
Diklat yang dibuka Kepala Badan Moderasi Beragama dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kemenag RI, Prof. Dr. H. Muhammad Ali Ramdhani akan berlangsung selama lima hari, mulai Senin-Jumat (10-14/2025).
Peserta diklat diikuti 236 kepala madrasah, terdiri dari 30 kepala MA, 126 kepala MI, dan 80 kepala MTs. Dari jumlah tersebut, terdapat 62 peserta berstatus PNS dan 178 non-PNS.(ibd/adb)