
KUDUS, Suaranahdliyin.com – Pengasuh Pondok Pesantren Raudlatul Mubtadi’ien Leteh Rembang, KH. Musthofa Bisri (Gus Mus) menyebut Menara Kudus sebagai simbol ruh ad-da’wah (semangat berdakwah) sejati peninggalan Sunan Kudus.
“Sekarang coba siapa yang berani buat menara seperti ini (Menara Kudus-red), harus siap didemo berjilid-jilid nanti,” kelakar Gus Mus disambut tawa jamaah yang hadir dalam acara Pasamuan Ta’sis Menara Kudus di kompleks Masjid Al Aqsha Menara Kudus, Kamis (12/03/2020) malam.
Untuk ke sekian kalinya, Gus Mus menjelaskan ruh ad-da’wah adalah semangat dakwah yang sekiranya bisa membuat orang yang paling buruk sekalipun mengikuti ajaran Islam. Dengan begitu Islam akan tampak keindahannya untuk semua kalangan, tidak hanya untuk kelompok tertentu saja.
Sebelumnya, Gus Mus menjelaskan kedudukan iman sebagai anugerah Allah dan bukan hasil dari kecerdasan manusia belaka. Buktinya, imbuh Gus Mus, banyak diantara umat Kanjeng Nabi yang tidak hidup sezaman dengan beliau tapi bisa iman. Dan banyak pula orang-orang yang hidup di zaman Nabi Muhammad tapi justru tidak iman terhadap kebenaran Islam.
“Bahkan paman Nabi sendiri tidak bisa iman, maka benar jika iman itu adalah anugrah dan hak prerogratif Allah Subhanahu wa Ta’ala,” tutur Gus Mus.
Sebab kesadaran itu lah, Gus Mus menjelaskan jika para Walisongo memiliki ruh ad-da’wah (semangat dakwah) yang hampir sama seperti Nabi Muhammad. Dampaknya, semua kalangan bisa menerima Islam dengan tentram dan menentramkan. Ajarannya selalu dikenang dan dilaksanakan hingga sekarang. Hal itu berbeda dengan fenomena dakwah yang belakangan ini justru membuat orang takut kepada agama.
“Saat ini semangat dakwah yang seperti dilakukan Walisongo itu harus terus digaungkan agar orang tidak melihat Islam itu sangar (menegangkan-red),” papar Gus Mus. (rid, adb / ros)