KUDUS,Suaranahdliyin.com – Hadir di acara Jagong Gusjigang, Pengasuh PP. Raudlatut Thalibien, Leteh, KH. A. Musthofa Bisri (Gus Mus) membacakan cerpen fenomenalnya, “Gus Jakfar”.
“Saya baca cerpen saja. Sebuah cerpen pertama saya yang di muat di Kompas satu halaman penuh,” ujar Gus Mus diikuti tepuk tangan jamaah yang hadir.
Cerpen ini menceritakan kehidupan tokoh Gus Jakfar yang memiliki keahlian khusus untuk membaca masa depan orang. Namun suatu ketika Gus Jakfar menghilang, melakukan “lelana brata” untuk menemukan kesejatian diri. Bertemulah ia dengan Kiai Tawakkal alias Mbah Jogo yang memberinya pelajaran hidup dan menjelaskan fenomena kehidupan yang aneh-aneh. Termasuk himbauan agar tidak mudah menghukumi orang lain.
“Kau jangan mudah menilai seseorang hanya karena melihat tanda. Kau harus hati-hati dengan sesuatu yang diberikan oleh Allah kepadamu berupa Anugerah kelebihan, itu lebih berat,” ujar Gus Mus saat membacakan cerpennya.
Sementara, penyair Sosiawan Leak memilih untuk berimprovisasi puisi tentang Gusjigang dan keteladanan Sunan Kudus.
“Di dalam arsitektur kota-kota, ada istilah kota kembar. Di Kudus juga banyak situs yang kembar dengan Palestina,” katanya.
“Jika di Palestina ada Jabal Moriah, di Kudus ada Jazirah Muria,” lanjut Leak.
Sunan Kudus juga telah memberikan teladan baik dengan menepi dari hiruk pikuk politik Kerajaan Demak kala itu dan membangun peradabannya sendiri di Kudus.
“Luar biasa, kubah ala timur tengah bisa disandingkan dengan gapura Jawa,” jelasnya. (rid,gie,ros,mail/adb)