KUDUS, Suaranahdliyin.com – Ratusan kiai dan santri di wilayah Bareng, Kecamatan Jekulo, Kudus menghadiri peringatan haul ke-11 KH. Hanafi, Rabu (1/11/2017) siang. Puncak haul ditandai dengan tahlil dan doa bersama di kompleks makam Bareng.
Ratusan santri itu tidak sekadar berasal dari pondok-pondok pesantren di Bareng dan sekitarnya. Tetapi banyak juga alumni santri dari berbagai kota yang ikut hadir dalam kesempatan tersebut.
Nampak hadir pula para kiai seperti KH. Sanusi Yasin, KH. Saiq Mahin, KH. Mujahid Dahlan, Nur Huda Romli, dan KH A. Badawi Basyir (Kudus) serta KH. Aslam Muhammadun (Tayu, Pati).
Tahlil di puncak haul pengasuh pesantren Al-Hanafiyah dipimpin oleh KH. Mujahid Dahlan, sedang doa dipimpin Habib Hasan Bin Ali Bunumay. Namun pada sebelum puncak haul, digelar pula pembacaan dalail al-khairat dipimpin Gus Lukmanul Hakim.
Gus M. Mujab, mengatakan, selain tahlil dan doa bersama, dilakukan juga khataman Quran bin nadhor oleh para santri, sedang khataman Quran bil ghaib oleh KH. Hambali Al-Hafidh, pengasuh pondok pesantren Al-Qoumaniyah Tahfid.
‘’Mbah Hanafi itu sosok kiai yang penuh keteladanan. Beliau istiqamah dalam mengaji dan beribadah. Shalat lima waktu dan ziarah, tidak pernah putus, hingga dua pekan sebelum beliau meninggal,’’ terangnya diamini Gus Muh. Mahin.
Selain itu, ada satu pesan yang sangat dikenal di kalangan santri, khususnya santri Bareng, yaitu ‘Ninggal anut guru, ngalamat nuruti hawa nafsu’. ‘’Ini memiliki makna, agar para santri senantiasa meniru akhlaq al-karimah yang dicontohkan oleh para kiai,’’ ungkapnya.
Disampaikannya, bahwa seorang santri dinilai ‘legal’ dalam mencari ilmu, apabila memenuhi tiga hal. ‘’Tiga hal itu adalah terpenuhinya sanad, mengamalkan ilmunya, dan berakhlaq berdasarkan akhlaq gurunya,’’ tutur Gus Mujab menukil dari salah satu kitab. (gie/ ros)