Punya Inovasi Unik, Dua Siswi MA NU MIFFA Borong Juara

0
2666
Siswi MA NU Miftahul Falah menerima penghargaan.

KUDUS, Suaranahdliyin.com – Dua siswi MA NU Miftahul Falah berhasil memborong trofi penghargaan lomba esai tingkat Jawa Tengah dan DIY di IAIN Kudus. Mereka adalah siswi kelas XI IPA A, Min Amrina Yusro dan siswi kelas XI IPA B, Aida Saskia Cahyani.

Keduanya secara berurutan memperolah juara 1 dan 2 dalam satu kompetisi yang sama. Yakni Esai Competition bertema Inovasi Pelajar dalam Menangani Kerusakan Lingkungan yang diadakan oleh LPM Paradigma Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kudus, Rabu (23/10/19).

Min Amrina Yusro mengaku senang dan bersyukur atas raihan pada lomba kali ini. Katanya, ini merupakan kali pertama ia juara lomba menulis di tingkat Jateng-DIY. Esainya yang berjudul “Inovasi Sugar Cane-PORI, Kekeringan Bisa Diatasi” itu mengalahkan finalis lainnya yang berasal dari berbagai kota di Jawa Tengah.

“Saya sempat hampir putus asa memikirkan esai saya tersebut, tetapi karena dukungan guru-guru tercinta Alhamdulillah malah bisa juara pertama,” ungkapnya dengan mata berbinar.

Saat ditanya juri, perihal ide judul esainya, Min Amrina mengaku jika hal itu merupakan hasil diskusinya dengan guru biologinya, Noor Fitri Amalia. Kemudian ide pokok tersebut dikembangkan secara ilmiah dengan kaidah penulisan yang baku bersama guru Bahasa Indonesianya, Asri Noor Rodliyah.

“Awalnya saya hanya tahu kalau tebu itu mengandung karbohidrat murni, kemudian saya diskusi dengan Bu Lia kalau tanah kering itu bisa diatasi dengan karbohidrat yang diionisasi, makanya saya kemudian tergelitik buat inovasi Sugar Cane-PORI,” jelasnya.

Sementara itu, Aida Saskia Cahyani yang menyabet juara 2 mengajukan esai berjudul “Mengimpikan Keberadaan Papan Penyerap Polutan” untuk lomba esai tersebut. Hal itu berawal dari keprihatinannya melihat kondisi udara yang kian hari semakin buruk dan seolah tidak bisa diatasi.

“Berbagai tuntutan dan kebutuhan di zaman serba modern ini tidak jauh-jauh dari yang namanya asap dan gas beracun lainnya. Di sisi lain, hutan semakin hilang sehingga tidak cukup bisa menyerap polutan. Dari situ kemudian saya mengimpikan jika ada papan yang bisa dijadikan bangunan tapi sekaligus bisa menyerap polutan,” katanya.

Keterampilan menulis esai itu sendiri menjadi salah satu yang diperhatikan oleh MA NU Miftahul Falah. Demikian itu terwadahi dalam kelas ekstrakurikuler Jurnalistik dan Karya Ilmiah Remaja (KIR) pada hari Kamis setiap minggunya. Selama ini beberapa kejuaraan menulis juga telah diraihnya, tidak hanya yang bersifat ilmiah, tetapi juga populer dan pemberitaan (reportase). (rid/ adb, mail, gie)

Comments