
DEMAK, Suaranahdliyin.com – Maraknya kabar hoaks dan kejahatan siber di media sosial semakin mengkhawatirkan. Menanggapi itu, mahasiswa kuliah kerja nyata (KKN) Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang mengajak pelajar di Kecamatan Guntur Kabupaten Demak untuk bergerak bersama melakukan pencegahan.
“Pelajar menjadi sangat rentan terpengaruh hal negatif di media sosial, harus ada upaya untuk mengingatkan mereka,” ungkap Ainal Inayah, salah satu mahasiswi KKN posko 7 di Desa Temuroso, belum lama ini.
Diikuti puluhan siswa dan siswi Madrasah Aliyah Assamaniyah, seminar pencegahan hoaks dan cyber crime itu menghadirkan Ketua Divisi Media Fathan Center, Muhammad Safi’i dan Redaktur pelaksana Suara Nahdliyin, Muhammad Farid.
Dalam kesempatan itu, Muhammad Safi’i mengatakan pelajar harus mengetahui seluk beluk media sosial agar tidak mudah terpengaruh hal-hal negatif. Utamanya dalam membagikan tautan yang memuat konten mencurigakan, pelajar harus memeriksanya terlebih dahulu keabsahan websitenya.
“Cek dulu unsur-unsur dasarnya, semisal berita cek dulu 5w+1h-nya, bandingkan dengan media mainstream yang ada,” paparnya.
Ia menambahkan, banyak faktor orang sengaja membuat berita bohong (hoax) untuk disebarkan kepada publik. Beberapa diantaranya yaitu motif ekonomi, kampanye hitam dan gerakan radikal ormas. Semua itu mengancam persatuan dan kesatuan bangsa sehingga wajib dihindari.
“Literasi media harus dipahami oleh teman sekalian dengan banyak membaca konten-konten positif,” tambah pria kelahiran Sayung Demak itu.
Sementara, Muhammad Farid, menyampaikan hoaks dan media sosial ibarat air dan minyak yang tidak bisa selaras meski seolah-olah menyatu. Oleh sebab itu orang tidak mungkin bisa menghapuskan hoaks tetapi bisa meminimalisir dampaknya.
“Dengan memberbanyak konten positif di media sosial hoaks akan dengan sendirinya tersingkir. Kita harus meredam hoaks dan memendamnya dengan konten yang bermanfaat,” katanya.
Selanjutnya, Farid memberikan materi kepenulisan artikel kepada peserta seminar dan memberikan motivasi menulis. Panitia juga membagikan stiker anti hoaks dan cyber crime yang berisi himbauan agar pelajar merapatkan barisan untuk melawan hoaks dan kejahatan media sosial. (rls/rid)