
JEPARA, Suaranahdliyin.com – Peringatan Hari Santri Nasional (HSN) yang kini memasuki tahun ke tujuh, tak lepas dari perjuangan Nahdlatul Ulama (NU). Hal itu disampaikan Wakil Rais Syuriyah PCNU Jepara, KH Muharror Afif, dalam pengajian umum di Gedung MWC NU Kalinyamatan, Jepara, Kamis (13/10/2022) malam lalu.
“Peringatan Hari Santri yang semula tidak ada dan sekarang peringatan ke tujuh, tak lepas dari jasa perjuangan orang-orang yang mempunyai kapasitas kekuatan organisasi Islam misalnya PBNU, RMI dan lainnya,” jelasnya.
Untuk itu, dia mengajak warga NU berterima kasih kepada para ulama, karena di dalam tubuh NU ada ulama. Dalam pengajian memeringati Maulid Nabi dan Hari Santri itu, Kiai Muharror juga menjelaskan banyak ulama yang telah memperjuangkan kemerdekaan dan mempertahankan RI tetapi tidak diketahui banyak orang.
“Misalnya KH Nawawi (pamannya KH Abdullah Salam, Kajen, Pati) yang telah memperjuangkan kemerdekaan dan mempertahankan NKRI sampai wafat, bahkan KH Nawawi dalam memperjuangkan kemerdekaan pernah ditembak oleh Belanda dan kena tubuhnya tapi malah tembus kena santrinya, sehingga yang meninggal santri. Luka di tubuh KH Nawawi hanya cukup disembuhkan dengan daun dari tetumbuhan,” kisahnya.
Dia melanjutkan, bahwa KH Nawawi juga pernah dibuang oleh penjajah di sungai jembatan Ngebung, Welahan, Jepara. “Selain KH Nawawi, ulama lain yang memperjuangkan kemerdekaan adalah KH Mahfudh Salam (ayahanda KH Sahal Mahfudh),” tuturnya.
Ketua MWC NU Kalinyamatan, H Mufid, mengutarakan, melalui pengajian ini diharapkan bisa mengingatkan masyarakat, khususnya warga NU, tentang perjuangan Nabi Muhammad dalam menyampaikan ajaran Islam di muka bumi ini.
“Selain itu, juga untuk mengingat perjuangan para pahlawan dan ulama dalam mewujudkan kemerdekaan dan mempertahankan kemerdekaan RI. Wujud dari mempertahankan kemerdekaan RI adalah fatwa dari KH M Hasyim Asy’ari tentang resolusi jihad pada 22 Oktober 1945, yang salah satu isinya adalah setiap orang Islam wajib hukumnya untuk jihad melawan penjajah,” katanya.
Melalui resolusi jihad, ungkap H Mufid, para santri berhasil mengusir penjajah yang mau datang ke Indonesia. Maka kemerdekaan yang telah diperjuangkan dan dipertahankan oleh para pahlawan dan ulama, harus dijaga dengan sebaik-baiknya.
“Untuk itu, santri sebagai kader penerus bangsa, harus mengembangkan potensi dirinya secara sungguh-sungguh, sehingga bisa berperan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara,” paparnya dalam pengajian yang juga dihadiri Kiai Ahmad Sahil (Sekretaris PCNU Jepara), pimpinan Forkopimcam dan Banom NU di Kecamatan Kalinyamatan. (sm/ adb, ros, rid)