Jam’iyah Terbang Kolosal Muria Raya Tutup Rangkaian Safari Maulid

0
1574
Penutupan rangkaian safari maulid di Masjid Nurul Mubin Gilang, Bae, Kudus, Jumat (07/12/18)

KUDUS, Suaranahdliyin.com – Bulan Rabi’ul Awwal tahun 1440 H telah memasuki hari terakhir. Hal itu sekaligus menandakan bahwa rangkaian safari maulid yang dilaksanakan oleh Jam’iyah Terbang Kolosal Muria Raya juga telah sampai pada puncaknya.

Ketua Jam’iyah Terbang Kolosal Muria Raya, Furqon Azazi mengungkapkan rasa syukurnya karena bisa turut memeriahkan kelahiran Nabi Muhammad SAW selama ini.

“Alhamdulillah kita semua telah sampai pada puncak safari maulid pada malam hari ini,” ujar Furqon di Masjid Nurul Mubin Gilang, Bae, Kudus, Jumat (07/12/18).

Lebih lanjut Furqon menyampaikan apresiasi kepada para jamaah dan pecinta maulid Nabi Muhammad SAW di Kecamatan Dawe, Bae dan sekitarnya. Ia juga berdoa semoga kegiatan safari maulid bisa menjadi sebab tambahnya keberkahan dan kenyamanan masyarakat Kudus, khususnya Dawe dan Bae.

“Berkah maulid semoga kita semua, Kudus semakin berkah hidupnya,” katanya, diamini seluruh jamaah yang hadir.

Wakil Ketua Jam’iyah Terbang Kolosal Muria Raya, Syafiq Afandi, menambahkan, tahun ini Jam’iyah Terbang Kolosal Muria Raya mengalami banyak peningkatan, utamanya pada jumlah anggota. Dengan begitu jangkauan wilayah yang dikunjungi pun meluas.

“Tahun kemarin hanya empat masjid yang menjadi sasaran kami, dan sekarang sudah meningkat dua kali lipat,” jelas Syafiq.

Menurut Syafiq, hal itu menandakan bahwa semangat umat Islam dan cintanya kepada Baginda Nabi masih kuat dan akan semakin tambah. “Semoga ini juga semakin menambah ukhuwah yang berdampak baik pada lingkungan sekitar dan meluas untuk kemajuan Indonesia,” harapnya.

Sementara itu, Ketua Ta’mir Masjid Nurul Mubin Gilang, Sa’udi Ali menyampaikan majelis ini bukan sekadar majelis biasa dan sederhana. Melainkan majelis yang luar biasa dengan ribuan malaikat yang hadir dan ikut serta mendoakan.

“Ini majelis yang sebenarnya tidak sederhana, tapi sangat luar biasa,” paparnya.

Ia mengisahkan sebuah peristiwa yang tidak bisa dinalar. Suatu hari ada anak kecil yang tertembak saat ikut maulid di Lebanon. Ketika itu sang anak tidak bisa ditangani dan divonis mati oleh dokter.

“Lalu seketika itu, sang ibu bergumam dan bersaksi atas nama Muhammad,” lanjutnya.

Sorang ibu itu berkata : Ya Muhammad di mana dirimu? Tidak kah kau melihat perbuatan umatmu, sehingga terjadi penembakan yang ada di majelis yang mengagungkan namamu. Tidak berselang lama, di luar akal pikiran, anak yang tadi divonis mati tiba-tiba duduk dan tidak ada bekas tembak.

“Subhanallah, betapa dahsyatnya majelis seperti ini,” imbuhnya. (rid/adb, ros)

Comments