KUDUS, Suaranahdliyin.com – Pemerintah Kabupaten Kudus menggelar silaturahmi antara PJ Bupati Kudus Chasan Habibie dengan para ulama. Hadir pula pada kesempatan itu, Habib Jindan bin Novel bin Salim bin Jidan.
PJ Bupati Kudus, H M Chasan Habibie, menyampaikan, Kudus dan kiai sudah mendarah daging, tidak bisa dipisahkan sampai kapanpun. Dalam pandangannya, Kudus juga bisa dikatakan kota dengan wali allah terbanyak, bisa dijadikan bahan edukasi dan penelitian.
“Banyak juga madrasah dan pondok pesantren yang berusia lebih dari 100 tahun. Ini yang menjadi framing kemudian, orang dari luar Kudus menyebut sebagai kota santri” terang M Chasan Habibie.
Acara yang dihadiri oleh kiai, ulama, ibu nyai dan berbagai kalangan lapisan masyarakat, teraebut, diharapkan mampu mendorong Kabupaten Kudus menjadi lebih nyaman. “Siapapun yang datang ke sini, hatinya pasti akan merasa lebih tenang,” imbuhnya.
Kabupaten Kudus yang notabene adalah kota santri, diilustrasikan dengan indah oleh Habib Jindan. Perumpamaan tersebut, diambil Habib Jindan dari banyaknya ulama. Ibarat berjalan tidak mengenakan alas kaki, maka akan seperti berjalan di lembah kesucian.
“Kudus begitu suci sama seperti nama yang disandang. Itu cerminan dari para ulama yang mengayomi di Kudus. Karena suatu kota dapat dilihat baik buruknya dari ulama dan umaranya. Jika ulamanya baik, maka baik pula masyarakat dan keadaan wilayahnya. Begitu sebaliknya,” tuturnya.
Menurut Habib Jindan, silaturahini antara umara dan ulama, ini sejalan dengan apa yang dilakukan Rasulullah. Di mana ketika ulama, kiai dan umara berkumpul, di situ musnahlah sifat-sifat kebencian dan kerusakan. Karena bagaimanapun, manusia terbaik adalah manusia yang mampu saling memberi manfaat, serta saling menjaga kotanya tetap damai dan tenang.
Kudus pun dinilainya sebagai kota tertua, dengan kultur al-Aqsa yang dinukil dari Masjid al-Aqsa di Timur Tengah. Meskipun secara nasib berbalik 360 derajat, namun ikatan antara Masjidil Al Aqso Menara Kudus dengan Masjid Al Aqsa Palestina, akan tetap terjaga dengan saling mendoakan.
“Jika Masjid Al Aqso di sini bersuasana nyaman, Masjid A Aqso di Palestina sedang berjuang mempertahankan martabatnya. Di sinilah ikatan itu ada, dan terbagun hingga kapanpun juga,” tutur Habib Jindan menambahkan. (mail/ ros, adb)