JEPARA – suaranahdliyin.com, Kelestarian hutan dan segala habitatnya seharusnya perlu dijaga untuk keberlangsungan kehidupan. Yayasan Penggiat Konservasi Muria (PEKA MURIA) menjadi kelompok yang konsentrasi pada pelestarian hutan dan ekosistemnya. Hal itu diperkuat dengan diadakannya acara Penguatan SDM dan Penyusunan program jangka pendek dan menengah PEKA MURIA. Acara tersebut dilaksanakan pada tanggal 4-5 September 2024 di Kafe Kebon, Desa Tempur.
Acara tersebut membahas teknis bagaimana Yayasan PEKA MURIA harus mampu menjadi pelopor terjaganya kelestarian hutan, khususnya hutan Pegunungan Muria beserta ekosistem di dalamnya. “Tanggung jawab besar itu harus kita topang bersama, inilah yang menjadi landasan mengapa kita perlu dan sangat perlu untuk membentuk SDM yang cekatan” ungkap Pembina PEKA MURIA, Triyanto. Menurutnya keberlangsungan konservasi hutan harus diimbangi dengan kegiatan konservasi yang secara langsung berdampak pada kelestarian hutan.
Program yang direncanakan oleh PEKA MURIA ini setidaknya mampu menjadi mendampingi masyarakat untuk terus mendapat kecukupan sumber daya dari pegunungan. “Karena sebagai desa penyangga hutan itu tugasnya adalah menjaga bukan terus terusan mengambil manfaat saja” jelasnya.
Selain menyusun rancangan program, PEKA MURIA juga menyinggung tentang desa penyangga hutan yang masih tarik ulur mengeluarkan Peraturan Desa tentang Perlindungan Hutan. Beberapa desa masih belum mampu mengeluarkan peraturan desa tentang kelestarian hutan. Ketua PEKA MURIA, Teguh Budi Wiyono, mengungkapkan jika hanya beberapa Desa pinggiran hutan yang saat ini sudah mengeluarkan perdes tentang menjaga kelestarian hutan. Padahal, Perdes tersebut menjadi landasan hukum bagi komunitas untuk menguatkan pertarutan undang-undang konservasi.
Beberapa Desa, seperti Desa Colo, masih enggan membuat Perdes tentang Lingkungan, padahal sudah direncanakan sejak lama” katanya.