Batik Djanoer, Siap Bersaing Pada Pasar Global

0
3217
Pengusaha Batik Djanoer Sih karyadi

KUDUS, Suaranadhliyin.com – Mengembangkan usaha batik bukan saja untuk meraup keuntungan semata. Melainkan juga bagian dari upaya melestarikan budaya bangsa Indonesia.

Hal inilah yang menjadi pelecut pria asal desa Gribig Rt 04/7 Kecamatan Gebog Kudus, Sih Karyadi (30 th) dalam membuka usaha sebagai perajin batik. Dengan memberi nama “Batik Djanoer”, Pengurus GP Ansor Kecamatan Gebog ini selalu berinovasi memproduksi batik dengan motif khas Kudus.

Berangkat dari pengalamannya menjadi karyawan sebuah galeri batik di Kudus, Karyadi mampu meracik dan berkreasi sendiri. Selama jadi karyawan sejak  2011 hingga 2015 itu, Karyadi mengenal proses mencanting, pembuatan lilin, meracik, pengecapan, pewarnaan dan menggambar.

“Berawal dari situlah, saya memutuskan membuka usaha sendiri pada Juni 2015,”ujarnya kepada Suaranahdliyin.com di sela-sela membuka stand pameran di Besito Gebog Kudus. belum lama ini.

Saat ini, tutur Karyadi, Batik Djanoer sudah memproduksi 20 motif batik cap khas Kudus hasil menggambar sendiri seperti motif kopi, gusjigang, Menara Kudus dan lainnya. Sedangkan batik tulis masih mengusung motif pesisiran seperti aseman, buketan.

“Harga batik Djanoer pun bervariasi, dari kelas ekonomis sampai kelas berkualitas tinggi. Semua tergantung tingkat kerumitan dan bentuk motifnya,”imbuhnya.

Terkait pemasaran, suami Nidaul Hasanah ini menjelaskan Batik Djanoer sudah merambah ke luar daerah sampai Papua. Di samping memanfaatkan media sosial, ia juga mengenalkan produknya melalui pameran (expo) di Kudus dan luar daerah.

“Masyarakat sangat apresiatif terhadap batik Kudus. Dari sini, batik sangat prospektif untuk pelestarian budaya dan bisnis.”ujar Karyadi.

Untuk pengembangan, pihaknya akan selalu berinovasi dalam corak motif kekinian supaya batik Djanoer tidak terkesan monoton. “Masalah pemasaran ke depan, kami optimis bisa bersaing dalam pasar global,”tandas karyadi yang lulusan MA NU TBS Kudus.

Kesuksesan Karyadi ini tidak lepas dari ketekunan dan fokus dalam bekerja. Dari modal awal 20 juta, kini ia sudah meraup keuntungan besar dari omset yang terjual.

“Keuntungan terbesar pada bulan Ramadan kemarin, pemesanan meningkat tajam,”ucap ayah dari Hilma Nor Arifa.(adb)

Comments