KUDUS, Suaranahdliyin.com – Males gerak (mager) menjadi kebiasaan banyak remaja saat ini. Namun kebiasaan kurang baik ini, oleh santriyah MTs Tahfidh Putri Yanbu’ul Qur’an 2 Muria, justru dijadikan motivasi menciptakan hal baru, yaitu dispenser dan kreasi lain dari botol – botol bekas dan limbah lainnya.
Botol bekas itu diberi lubang di bagian bawah, dan diberi pipa kecil untuk keluarnya air. Sedangkan cara untuk mengeluarkan air dari botol tersebut, cukup dengan membuka botol dibagikan atas.
“Ini lebih praktis ketimbang minum langsung dari botol. Selain itu juga ramah lingkungan dan mengurangi limbah plastik. Saya di Kamar Hujroh juga pakai dispenser ini,” ungkap Salma Alya Mi’rajika, salah satu santriyah saat gelar prakarya di Aula Pondok, Senin (8/4/2019).
Salma, mengemukakan, manfaat lain dari dispenser ini adalah ketika ada temannya yang meminta minum, mereka tidak minum sisa air yang di minum oleh pemiliknya. Jadi ketika ada yang sakit, tidak khawatir tertular.
Selain dispenser yang merupakan inovasi dari botol bekas, tempat dispenser dibuat dari kardus bekas berbentuk seperti laci kecil. Salma dan kelompoknya memilih kardus bekas, karena mudah didapat di koperasi pondok. Kardus bekas dilengkapi dengan mika, untuk mengantisipasi kardus ketika terkena air supaya tidak mudah robek.
Ustazah Nurul Fadhilah, mengemukakan, gelar prakarya ini adalah sebagai ruang pemanfaatan limbah anorganik. Selain itu juga menerapkan empat prinsip ramah lingkungan, yakni reduce, reuse, recycle, dan replace (4R).
“Dari keempat prinsip itu, tiga sudah terlaksana, yaitu reduce, reuse, recycle. Untuk replace belum ada, namun dalam kehidupan sehari-hari sudah terlaksana. Ke depan, gelar prakarya ini akan selalu diagendakan, karena bermanfaat untuk meningkatkan kreativitas santriyah,’’ katanya. (fida/ adb, ros)
