Putri Gus Dur Inayah Wahid Apresiasi Tari Lajur Caping Kalo Kudus

0
865
Putri Gus Dur Inayah Wahid ikut menari usai acara dialog Kebangsaan di Balai Budaya Rejosari Dawe Kudus

KUDUS, Suaranahdliyin.com – Puluhan peserta hingga narasumber agenda ‘Ngangsu Banyu’ mengikuti flashmob Tari Lajur Caping Kalo yang digelar di RKKBR Rejosari, Dawe Kudus pada Ahad, (20/8/2023). Hadir Putri Gus Dur Inayah Wahid yang turut mengapresiasi Tari Lajur Caping Kalo yang senantiasa masih lestari.

Dirinya mengaku senang bisa ikut menari. Menurutnya flashmob tari menjadi salah satu upaya pelestarian budaya paling efektif.

“Budaya itu dilakukan dan dikenalkan, jangan hanya didiskusikan,” katanya saat ditemui Suaranahdliyin.com.

Menurut Inayah, kota Kudus selama ini dikenal ayem tentrem dengan akulturasi budayanya. Maka, lanjut dia, yang terpenting adalah budaya ini wajib diteruskan kepada generasi selanjutnya. Dirinya yakin, kota Kudus bisa menjadi role model untuk daerah-daerah yang lain.

“Budaya itu gak hanya tari, tetapi hal sederhana seperti Ibu mendongengi anaknya juga suatu budaya yang bisa diteruskan,” imbuh sekretaris Lesbumi PBNU ini.

Melihat kegiatan budaya, Inayah menambahkan, bahwasanya jika ingin melihat kemajuan sebuah bangsa maka salah satu ukurannya adalah kebudayaan.

“Jika kebudayaan maju, pasti bangsanya juga akan maju,” tandasnya.

Sebagai informasi, Lajur Caping Kalo merupakan tarian yang diciptakan oleh Balai Budaya Rejosari bersama YKBN, dan mulai diperkenalkan kepada masyarakat. Eksistensi Caping Kalo, jauh sebelum istilah strootjes yang kemudian dinamai kretek dicatat Belanda, sudah dikenal sebagai warisan budaya asli dari Kudus. Asingnya informasi terkait Caping Kalo sebagai produk budaya khas Kudus, mendasari YKBN untuk menjaga kelestariannya dari kepunahan dan minimnya literasi.

Terkait tari Lajur Caping Kalo, pada tahun 2022 lalu, Yayasan Karya Bakti Nojorono (YKBN) berhasil mencatatkan Caping Kalo di surat Pencatatan Inventarisasi Kekayaan Intelektual Komunal sebagai Ekspresi Budaya Tradisional maupun sebagai pengetahuan Tradisional khas Kudus.(umi/adb, gie, ros) 

Comments