PBNU: Jangan Ada yang Berpikir Meniadakan Pendidikan Agama di Sekolah

0
1108
H. Robikin Emhas/ Ketua Pengurus Harian Tanfidziyah PBNU.

JAKARTA, Suaranahdliyin.com – Agama bukan sumber konflik. Agama hadir justru untuk menyelesaikan konflik, lantaran agama merupakan solusi perdamaian dunia. Untuk itu, jangan ada yang berpikir untuk meniadakan pendidikan agama di sekolah.

H. Robikin Emhas, Ketua Pengurus Harian Tanfidziyah PBNU, mengutarakan hal itu kepada Suaranahdliyin.com melalui rilis yang diterima, Sabtu (6/7/2019). ‘’Melalui agama, Tuhan memperkenalkan dirinya, sehingga manusia mengenal sifat-sifat Tuhan. Kita mengenal Allah sebagai Tuhan Yang Maha Esa, Maha Pengasih dan Maha Penyayang dari agama,’’ katanya.

Selain itu, lanjutnya, melalui agama manusia mengenal bagaimana pola hubungan manusia dengan Tuhan, manusia dengan manusia lainnya, serta hubungan manusia dengan alam lingkungannya. Semua itu dimaksudkan agar menusia dapat mencapai kebahagiaan hakiki, baik di dunia maupun setelah kematiannya.

‘’Antarsesama manusia, Nahdlatul Ulama (NU) merumuskan trilogi persaudaraan. Yaitu persaudaraan sesama muslim (ukhuwah islamiyah), persaudaraan sesama warga negara (ukhuwah wathaniyah) dan persaudaraan sesama anak cucu Nabi Adam (ukhuwah basyariyah atau ukhuwah insaniyah),’’ tuturnya.

Untuk apa trilogi ukhuwah itu? ‘’Agar kehidupan yang harmoni dapat dicapai, bahwa perdamaian dunia tidak sekadar mimpi, kesejahteran dan keadilan sosial dapat digapai. Dengan begitu martabat kemanusiaan dapat dijunjung tinggi,’’ lanjutnya menambahkan.

Dikemukakan oleh H. Robikin Emhas, Indonesia memang bukan negara agama, namun berdasarkan konstitusi, semua warga negara haru beragama. Meskipun demikian, Indonesia bukan negara sekuler, yang memisahkan antara negara dan agama dengan tembok pembatas.

‘’Untuk itu, negara harus tetap hadir melalui peran pendidikan agama di sekolah. Pendidikan agama di sekolah tidak boleh memperhadapkan (vis a vis) antara negara dan agama. Ajaran agama yang dikembangkan di sekolah harus moderat dan toleran, yang sekaligus untuk menumbuhkan semangat nasionalisme tinggi. Supaya setiap pemeluk agama taat kepada agamanya, juga sekaligus mencintai tanah airnya,’’ ungkapnya. (rls/ adb, ros)

Comments