Ketua Ma’arif Jateng: Alhamdulillah, Dana BOS Madrasah Tidak Jadi Dipotong

0
517
Ketua LP Ma’arif NU Jateng Fakhrudin Karmani dalam penutupan diklat kamad di Semarang

SEMARANG, Suaranahdliyin.com – Meski ada efisiensi anggaran pemerintah, para Kepala Madrasah (Kamad) patut gembira. Pasalnya, Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) madrasah tidak jadi dipotong.

Informasi itu disampaikan Ketua Ma’arif Jateng, Fakhrudin Karmani dalam penutupan Diklat Pelatihan Penguatan Kompetensi Kepala Madrasah, di Balai Diklat Keagamaan Semarang, Jumat (14/3/2025).

“Alhamdulillah, Juknis sudah keluar. BOS tidak jadi dipotong!”ujarnya.

Sebagaimana ketahui, sebelumnya beredar surat dari Kementerian Agama tentang tindak lanjut efisiensi rekonstruksi belanja Ditjen Pendidikan Islam tahun anggaran 2025, salah satunya berisi pemangkasan dana BOS,

Dalam surat dijelaskan, besaran dana BOS jauh lebih sedikit dari sebelumnya, yakni 500 ribu rupiah per siswa per tahun, sedangkan MTs 600 ribu rupiah, dan MA 700 ribu rupiah per siswa per tahun.

Lebih lanjut Fakhruddin menjelaskan pihaknya juga telah bergerak secara birokratis, merespon rencana penurunan besaran dana BOS.

“Sebelumnya kami telah mengirim surat ke Kemenag dan Ma’arif,” tukasnya.

Di hadapan 236 kepala madrasah peserta Diklat tersebut, ia mengaku lebih memilih menyuarakan aspirasi Madrasah se Jawa Tengah secara birokratif, cara itu dipandangnya lebih efektif.

“Bergerak diluar adalah cara terakhir, apabila secara birokratif tidak berhasil,” ungkapnya.

Fakhruddin juga menyinggung urgensi dana BOS, khususnya bagi madrasah yang tak memiliki sumber dana lain, “Dana bos adalah penghidupan, terutama sekolah madrasah yang kecil,” imbuhnya.

Ketua Ma’arif Jateng Fakhruddin menyerahkan sertifikat kepada kepala madrasah di akhir Diklat

Kerjasama BDK

Pada kesempatan itu  Fakhruddin menyatakan komitmennya untuk terus bekerja sama dengan Balai Diklat Keagamaan (BDK) Semarang.
“Kera sama dengan BDK Semarang tak berhenti di tahun ini saja, tapi berlanjut pada tahun-tahun selanjutnya,”jelasnya.

Selepas kegiatan Diklat penguatan kompetensi kepala madrasah, sambung Fakhruddin, dalam waktu dekat akan dilaksanakan pelatihan bagi pustakawan madrasah.

“Bulan April nanti akan ada Diklat pustakawan di BDK,” sambungnya.

Selanjutnya Fakhruddin berpesan kepada peserta Diklat, agar benar-benar menerapkan apa yang didapatkan dari Widyaiswara BDK selama pelatihan.

Pihaknya juga mengajak  236 peserta yang terdiri dari 30 Kamar MA, 126 Kamad MI, dan 80 kepala MTs itu untuk adaptif dengan keadaan termasuk perubahan kurikulum.

“Belum sempat kurikulum merdeka, sudah deep learning, namun apapun kurikulum kita, hasil peserta didik yang menentukan kita sendiri,” ungkapnya menyemangati.

Kamad, menurutnya, harus senantiasa membuat inovasi, agar proses pendidikan di madrasah berhasil.

Diklat kamad Madrasah yang berlangsung lima hari, Senin hingga Jumat (10 hingga 14 Maret 2025) diakhiri dengan penyerahan sertifikat kelulusan, dan ditutup oleh Kepala Sub Bagian Tata Usaha Balai Diklat Keagamaan Semarang, Hj. Siti Nur Maunah, S.H.I, M.Si.(rls/adb)

Comments