KUDUS, Suaranahdliyin.com – Ayat al-Qur’an yang pertama turun, Iqra’, menurut Rois Syuriyah Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWC NU) Kecamatan Mejobo yang juga ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Kudus, KH. Hamdani LC., mengandung makna yang sangat luas.
Hal itu disampaikan dalam sebuah keempatan berbincang dengan Suaranahdliyin.com, baru-baru ini. ‘’Iqa’ maknanya sangat luas. Bisa membaca fenomena sosial, membaca diri sendiri, hingga membaca sejarah masa lalu,’’ katanya.
Dengan luasnya kandungan makna iqra’ tersebut, sehingga Rasulullah Muhammad SAW. yang Ummi, bisa memahaminya. ‘’Dalam hal membaca situasi sosial, misalnya, banyak pejabat yang terkena Operasi Tangkap Tangan (OTT) KPK. Ini harus diketahui, agar jangan sampai terjadi lagi,’’ terangnya.
Sedang jika dikaitkan dengan tradisi para santri, menurut KH. Hamdani, pembacaan yang dilakukan tidak sekadar pada teks, juga konteks. ‘’Santri mestinya tidak sekadar menggali khazanah intelektual Islam, juga memahami wacana-wacana kontemporer,’’ tegasnya.
Ketua Tanfidziyah MWC NU Kecamatan Mejobo, KH. Misbahuddin, mengutarakan, hal yang sangat menarik terkait budaya baca. Menurutnya, kemampuan membaca masyarakat itu ada, tetapi tidak memiliki daya.
‘’Kita bisa membaca, tetapi banyak yang tidak bisa menganalisa (secara mendalam-Red). Nah, kenapa kita mampu membaca tetapi tak punya daya, contohnya lihat buku tebal saja malas (membaca-Red),’’ tuturnya. (gie/ ros)