SEMARANG, Suaranahdliyin.com – Setiap manusia memiliki sesuatu yang unik, dan sesuatu itu mampu menarik ke dalam kebahagiaan. Kebahagiaan ada yang diperbolehkan syariat dan ada yang tidak diperbolehkan syariat.
Demikian Habib Musthofa Al Muhdhor menyampaikan definisi bahagia dalam Ngaji Online Perkara Islam (NGOPI) pada Selasa (11/7/2023). “Karena kita beragama Islam, maka harus mengikuti kebahagiaan sebagaimana diperbolehkan (diajarkan) oleh syariat,” terangnya.
Habib Musthofa Al Muhdhor berpandangan, bahagia adalah keadaan di dalam jiwa yang membuat nyaman. Karena dilihat dari segi dhahir-nya ada orang yang banyak ketawa tetapi sebenarnya hatinya sedih. “Kebahagiaan hakiki itu ada di dalam jiwa,” tuturnya.
Menurutnya, banyak yang bahagia bukan karena rahmat Allah, namun bahagia karena materi. Ada juga orang yang iri, dengki dan hasud yang ada di dalam jiwanya, sehingga tidak menemukan kebahagiaan dengan melihat kebahagiaan orang lain.
“Bahagia itu di dalam jiwa. Itu yang bisa membuat kita nyaman dan pasti bisa dirasakan. Bahagia seperti demikian, akan berdampak bagus (baik) bagi kehidupan,” jelasnya. (Siti Maftukhah, mahasiswa PPL Prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam IAIN Kudus)