Gelar Nobar Gerhana, LFNU Kudus Tarik Minat Masyarakat Pelajari Ilmu Falak

0
1221
Warga tengah mengamati Gerhana Bulan dengan teleskop dalam Nobar yang diadakan LFNU Kudus

KUDUS,Suaranahdliyin.com – Lembaga Falakiyah Nahdlatul Ulama (LFNU) Kudus menggelar acara nonton bareng (nobar) dan salat gerhana bulan sebagian. Bersama puluhan mahasantri dan civitas akademika Ma’had Aly TBS dan masyarakat acara ini di gelar di Masjid Agung Kudus, Rabu (17/07/19).

Ketua LFNU, Azhar Lathif Nashiran, mengatakan salah satu tujuan nobar gerhana ini yaitu untuk menarik minat masyarakat terhadap ilmu falak. Menurutnya, ilmu yang membahas perihal astronomi dan waktu tersebut penting dipelajari, khususnya bagi generasi muda Nahdlatul Ulama.

“Karena untuk beribadah kita perlu tahu waktunya dulu. Jadi bagi para santri dan generasi muda NU ilmu ini sangat penting,” ujarnya kepada Suaranahdliyin.com.

Selain itu, adanya nobar seperti ini juga bisa mengedukasi dan mengajak masyarakat untuk turut terlibat langsung dalam pengamatan gerhana. Dengan begini masyarajat bisa menyaksikan secara fakta-fakta gerhana yang sebelumnya mungkin hanya diketahui lewat teori semata.

“Kami sengaja menggelar acara-acara semacam ini agar publik ikut terlibat untuk mengamati dan memahami ilmu astronomi,” kata Azhar.

Gerhana bulan sebagian kali ini terjadi mulai pukul 03.02 WIB dan berakhir pada 05.59 WIB. Sedangkan puncak gerhana jatuh pada pukul 04.31 WIB.

“Gerhana ini bisa dilihat dengan jelas di wilayah Indonesia bagian barat. Untuk Indonesia bagian timur juga bisa, hanya saja tidak sampai selesai sebab matahari sudah terbit sebelum gerhana berakhir,” jelas Azhar.

Pada kesempatan ini, LFNU memasang proyektor di halaman Masjid Agung Kudus yang menampilkan proses terjadinya gerhana dari awal hingga puncak gerhana.

Bersamaan dengan itu, salat gerhana dilaksanakan di dalam masjid mulai pukul 03.45 WIB – 04.10 WIB. Bertindak sebagai khatib salat gerhana yaitu Drs. KH. Shodiqun, M.Ag.

Usai salat dan khutbah gerhana, segenap jamaah menunggu datangnya waktu subuh. Sebagian ada yang memilih bersantai diluar masjid melihat gerhana dengan menikmati teh dan kopi yang disediakan panitia. Sedangkan sebagian yang lain ada juga yang memilih untuk iktikaf dan ibadah di dalam masjid.

“Harapannya, masyarakat akan lebih antusias dan mengambil pelajaran dari setiap fenomena astronomi yang terjadi,” papar Azhar.(rid/adb,ros)

Comments