MAGELANG,Suaranahdliyin.com – Dalam upaya memperkuat tali silaturahim, Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Nahdlatul Ulama (LPBI NU) Jawa Tengah menggelar Jambore Relawan.Sabtu-Ahad (24-25/6/2023). Melalui Kegiatan di kawasan PCNU Magalang itu, LPBINU meneguhkan semangat untuk terus merawat jagat.
“Kita yang masih hidup punya tugas merawat jagat,” ujar Ketua PWNU Jateng KH Muzammil saat hadir dalam acara.
Kiai Muzammil menyatakan, menjadi relawan kemanusiaan merupakan ibadah muamalah yang perlu dilakukan semata-mata mengharap ridha dari Allah SWT.
“Banyak hal yang bisa dilakukan sebagai relawan. Dari urusan sosial, bencana alam, hingga membantu di lingkungannya masing-masing,” sebutnya.
Di NU, jelasnya. ada 18 Lembaga dan Badan Otonom. Karena itu, dibentuk NU Peduli yang dipimpin oleh pengurus NU dengan anggota Lembaga dan badan otonom (banom).
“Kesadaran kolektif dari semua lembaga dan badan otonom sangat penting untuk bergerak bersama dan seirama,” jelasnya.
Di Jambore tersebut, juga digelar sesi diskusi, “Pentahelix dalam Penanggulangan Bencana”. Narasumber yang hadir adalah Kalakhar Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jateng Bergas C Penanggungan.
Adapula, Sekretaris Komisi C DPRD Jateng M Henry Wicaksono, Kadiv Syariah Bank Jateng Slamet Sulistiono, Alkomari (PWI Jateng), dan Ketua LPBI NU Jateng Winarti.
Kalakhar BPBD Jateng Bergas C Penanggungan menyatakan, Pentahelix kuncinya adalah membangun sinergisitas dengan mengajak komunitas, universitas, media, dan dunia usaha.
“LPBI NU ini merupakan salah satu relawan dalam kemanusiaan,” katanya,.
Adapun M Henri Wicaksono menyatakan, LPBI NU ini merupakan bagian dari etalase di masyarakat. Dia pun mengingatkan, pentingnya LPBI NU untuk menjali kemitraan dengan CSR Perusahaan.
“Di provinsi dan kabupaten/kota ada perda tentang Tanggungjawab Sosial dan Lingkungan Perusahaan (TJSL). Ini penting, LPBI NU mewakili masyarakat masuk dalam forum TJSL,” terangnya.
Dalam Jambore tersebut juga diisi sejumlah pelatihan berdasarkan klaster. Mulai dari klaster penyelamatan dan evakusi, pengungsian dan perlindungan, manajemen data dan informasi, manajemen logistik, serta klaster advokasi lingkungan dan perubahan iklim.
Acara jamboree diakhiri dengan lomba cerdas cermat kebencanaan, hingga lomba yel-yel dari masing-masing cabang. (slamet/ros)