Disowani Pengurus Ansor, Ini Nasehat Kiai Pesantren Boyolali

0
834
Pengurus Ansor Boyolali saat sowan di salah satu rumah kiai pengasuh pesantr3

BOYOLALI,Suaranahdliyin.com – Momentum Idulfitri 1444 Hijriah dan Hari Lahir ke-89 Gerakan Pemuda (GP) Ansor, Pimpinan Cabang (PC) GP Ansor Kabupaten Boyolali mengadakan silaturahim kepada sesepuh NU dan sejumlah pengasuh pesantren, belum lama ini.  Mereka sowan lebaran dan meminta nasehat guna memperkuat jalinan komunikasi yang sudah terbangun lama.

Beberapa pengasuh pesantren yang disowani diantaranya pesantren Ummul Qurok (Klego), Kiai Nurrohman pesantren Nurul Hidayah Al Mubarokah (Tempel, Andong), Kiai  M Zaidun Al Qusyairy pesantren Darussalam (Kacangan, Andong). Kiai Masykuri ( pesantren  Yanbu’ul Hikmah Dersono, Andong), pesantren Nurul Qur’an (Teter, Simo), pesantren Nurul Jannah Ba’dlowi (Mojosongo), KH Abdul Hamid Zuhri (pesantren An Najah Mojosongo), serta kiai dan penasihat GP Ansor Boyolali lainnya.

Pada kesempatan itu, KH Abdul Hamid Zuhri mengatakan mengurus NU tidak mendapat apa-apa (gaji) tetapi keberkahannya  luar biasa dalam  hal rezeki dan keturunannya.

“Berkhidmat di NU lewat Ansor harus semangat, karena mereka adalah pemudanya NU. Pemuda sekarang adalah pemimpin masa depan,”tegasnya.

Pengasuh pesantren Darussalam Andong Kiai Kusmanto mengatakan, kegiatan bakdan atau sowan halal bihalal ini harus tetap dilestarikan. “Ansor adalah sebagai penggerak dan penerus gerakan di kalangan pemuda NU yang masih banyak salah dan butuh bimbingan dari sesepuh dan kiai NU,” terangnya.

Kiai Kusmanto menekankan agar khidmat di NU itu harus tangguh. “Kudu kuat niate, kudu wani korbane, kudu siap cobane, nembe ono berkahe (harus kuat niatnya, berani berkorban, siap hadapi cobaan dan baru ada berkahe),” jelasnya.

Sementara Ketua GP Ansor Boyolali Achmad Kurniawan mengatakan genda ini dilaksanakan setiap tahun pada bulan Syawal dalam rangka bakdan dan halal bihalal untuk memperkuat silaturahmi pada  pondok pesantren di Boyolali. Ansor dan Banser sering merepotkan pesantren yang menjadikan lokasi kegiatan.

“Karenanya selain momohon maaf atas kesalahan, juga dalam rangka meminta nasihat serta memperkuat komunikasi untuk kegiatan-kegiatan mendatang,” katanya.(Siswanto, Sulistyawan/adb)

Comments