Download Buletin Suara Nahdliyin Edisi Ke 10
Tanggal 3 Maret 2019 ini, menjadi salah satu momentum akan menjadi catatan penting dalam sejarah perjalanan Nahdlatul Ulama (NU) di Kabupaten Kudus, dengan digelarnya Konferensi Cabang (Konfercab), yang salah satu agendanya adalah “mencari nahkoda” baru.
Proses mencari nahkoda baru (pemimpin) melalui Konfercab ini, tentu sangat penting, karena ini soal eksistensi NU Kudus di masa – masa mendatang. Maka dalam menentukan pilihan pun tentu tidak bisa asal, melainkan harus melalui pertimbangan matang.
Tanpa bermaksud menggurui, melainkan sekadar untuk saling mengingatkan demi kebaikan, ada beberapa hal yang mesti diperhatikan dalam memilih seorang pemimpin dan kepemimpinan.
Dalam sebuah perbincangan ringan dengan H. Nur Khamim Lc. Pg.D, pengasuh Pondok Tahfdh Yanbu’ul Qur’an 2 Muria, pada dasarnya setiap orang adalah pemimpin sesuai porsi masing – masing. Dan setiap pemimpin, mesti memiliki bekal ilmu pengetahuan (wawasan) yang mapan. Dengan ilmu pengetahuan itulah, seorang pemimpin diharapkan bisa menjalankan roda organisasi atau amanah kepemimpinan yang dipikulnya.
Selain itu, dalam menjalankan organisasi, dibutuhkan team work yang baik dan solid. Sahabat Umar ibnu Khattab yang dikenal sebagai pemimpin tegas saja, semasa menjadi khalifah masih mengangkat Ali ibnu Abi Talib sebagai penasihat pribadinya di bidang hukum.
Lalu ketika Sahabat Umar mengangkat Muawiyah ibnu Abi Sufyan menjadi gubernur di tanah Syam, pada saat yang sama Umar mengangkat Sahabat Abu Darda’ –seorang yang zuhud dan wira’i- sebagai penasihat Muawiyah. Maknanya, seorang pemimpin juga perlu kontrol, sehingga tidak salah mengambil kebijakan.
Semoga Konfercab NU Kudus kali ini, bisa mendapatkan pemimpin yang lebih baik, dan mampu meneruskan program – program pemimpin terdahulu yang sudah baik, dan menginisiasi serta men-support dijalankannya program baru yang baik pula. Selamat ber-Konfercab ! [Redaksi]