BANYUMAS, Suaranahdliyin.com – LP Ma’arif PWNU Jawa Tengah bersama tim Savica konsultan komunikasi Unicef melakukan kunjungan ke Kantor Bappedalitbang Banyumas, Jl. Prof. Dr. Suharso no 45 Mangunjaya Purwokerto Banyumas, belum lama ini. Pada kesempartan itu, rombongan Ma’arif NU Jateng diterima Kepala Bappedalitbang Banyumas Purwadi Santoso.
Program officer program pendidikan inklusif kemitraan LP Ma’arif PWNU Jawa Tengah – Unicef, Miftahul Huda, mengatakan bahwa kedatangan tim untuk membicarakan perkembangan implementasi program pendidikan inklusif di Banyumas . Selain itu, membahas rencana pelaksanaan sosialisasi Sistem Informasi Pembangunan Berbasis Masyarakat (SIPBM) sebagai bentuk diseminasi praktek baik (best practice) SIPBM di Kabupaten Brebes.
“SIPBM merupakan prosedur pengumpulan data dari masyarakat yang dilakukan oleh masyarakat dan dimanfaatkan untuk masyarakat, sehingga masyarakat mengetahui permasalahan pembangunan di wilayahnya dan terlibat dalam mencari cara untuk mengatasinya.”ujarnya
Terkait pendidikan misalnya, Huda mengharapkan semua anak termasuk ABK mendapatkan layanan pendidikan dengan baik. Persoalan anak di masyarakat akan mudah diketahui by name by address.
“Dengan begitu, bisa dilakukan penanganan yang tepatc dan cepat” tandas pengurus bidang kerjasama antar lembaga di LP Ma’arif Jateng ini.
Ia menjelaskan LP Ma’arif PWNU Jawa Tengah sedang berproses melakukan pendataan madrasah dan sekolah di bawah LP Ma’arif. Hingga kini baru berjalan di 18 Kabupaten/Kota, dengan nama Sistem Informasi Ma’arif Nahdlatul Ulama (SIMNU).
“Ini baru sebagian, dan hanya bersumber dari madrasah dan sekolah di bawah Ma’arif. Tentu SIPBM akan lebih lengkap dari SIMNU karena berbasis masyarakat secara umum. Namun kami akan selalu berbagi informasi kepada pemerintah daerah, termasuk dengan pemerintah Banyumas” katanya seraya menunjukkan hasil sementara pengisian SIMNU yang terlihat data siswa penyandang disabilitas di madrasah dan sekolah Ma’arif di Jawa Tengah.
Kepala Bappedalitbang, Purwadi Santoso, menyampaikan bahwa terkait pendidikan inklusi terkait anak berkebutuhan khusus (ABK) perlu dilakukan dengan tiga cara. Yakni, melalui kesehatan dan pendidikan, pendekatan kepada orang tua, dan membangun kesadaran masyarakat.
“Kesehatan dan pendidikan sangat penting bagi ABK. Kesadaran orang tua itu kadang jadi kendala karena ada yang tidak bisa menerima ketika mendengar anaknya termasuk ABK, langsung marah. Kesadaran masyarakat juga perlu dibangun” jelas Purwadi.
Pada pertemuan di Ruang kepala kantor Bappedalitbang Banyumas tersebut disepakati akan diadakan workshop tanggal 17 September 2019 di Banyumas sebagai bentuk diseminasi sukses implementasi SIPBM di Brebes.
Pertemuan dihadiri oleh kepala Bappedalitbang Purwadi Santoso, bidang Kesos Angger, tim Savica yang menjadi konsultan komunikasi Unicef, Vida A Parady dan Mella Marsyimia, dan tim LP Ma’arif PWNU Jawa Tengah Miftahul Huda dan Abdullah Muchib.(HI/adb)