Untuk Proyeksi Studi Lanjut di Madrasah Aliyah
Anak Diajak Kunjungi Langsung Madrasah Rujukan

0
759
Kiai Ahmad Muslih menyampaikan mengenai maksud dan tujuan berkunjung ke MA NU TBS Kudus

KUDUS, Suaranahdliyin.com – Sebuah terobosan menarik dilakukan oleh jajaran pengelola/ pengurus Pondok Modern Gondang, Kecamatan Wonopringgo, Kabupaten Pekalongan terhadap para murid atau santrinya jenjang Madrasah Tsanawiyah (MTs), mengunjungi beberapa sekolah/ madrasah untuk menjadi rujukan dan pilihan anak meneruskan studi lanjut di jenjang Madrasah Aliyah (MA).

Salah satu yang dikunjungi adalah MA NU Tasywiquth Thullab Salafiyah (TBS) Kudus. Kunjungan (silaturahmi) sendiri dilakukan pada Selasa (24/5/2022). Selain MA NU TBS Kudus, madrasah lain yang dikunjungi adalah Tegalrejo, Magelang.

Di MA NU TBS Kudus, rombongan yang diikuti tak kurang dari 70 santri dengan enam kiai/ guru pendamping. Kiai/ guru pendamping terdiri atas Kiai Ahmad Muslih, Ustaz Abdul Halim, Ustaz Musa Afifudin, dan Ustaz Miftahussurur.

Kedatangan rombongan asal Pekalongan itu antara lain disambut oleh kiai dan pimpinan madrasah, antara lain KH Hasan Fauzi, Kiai Syafi’I Noor, Kiai Arif Murtandho, Kiai Noor Yasin, KH Abdul Halim, dan Kiai Suudi Hasyim.

Kiai Ahmad Muslih, mengutarakan, pihaknya mengajak para murid/ santrinya mengunjungi MA NU TBS Kudus, adalah untuk mengenal lebih dekat madrasah yang dinilainya telah berhasil mendidik para muridnya.

“Kami sendiri telah melihat langsung ada dua putra dari ustaz pondok di mana kami khidmah, lulusan dari MA NU TBS Kudus, yang kini tengah melanjutkan studi di Mesir,” tuturnya. “Maka, di antara madrasah/ sekolah yang kami rekomendasikan kepada anak-anak murid kamu studi lanjut jenjang MA, adalah Madrasah TBS Kudus ini,” lanjutnya.

Sementara Kiai Syafi’i Noor, kepala MA NU TBS Kudus, pada kesempatan itu menyampaikan apresiasi (penghargaan) atas berkenannya jajaran pengelola/ pengurus bersama santri (siswa) Pondok Modern Gondang, Kecamatan Wonopringgo, Kabupaten Pekalongan berkunjung di madrasah yang dipimpinnya.

Ia pun menyampaikan sekilah tentang sejarah salah satu madrasah tertua di Kabupaten Kudus ini, yang berdiri sekira dua tahun setelah berdirinya Nahdlatul Ulama (NU).

“Tujuan berdirinya madrasah ini, yaitu antara lain untuk tafaqquh fi al-din (belajar ilmu-ilmu agama), izalatu al-jah (mengurangi kebodohan), serta menyiapkan kader Islam yang berwawasan kebangsaan, berakhlak al-karimah dan berwawasan ahl al-sunnah wa al-jamaah,” tuturnya. (ros/ rid, adb)

Comments