KUDUS, Suaranahdliyin.com – Dalam rangka meningkatkan pemahaman moderasi beragama di kalangan pemuda, Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) IAIN Kudus menggelar Pelatihan Literasi Media sebagai Model Pendampingan Moderasi beragama di Kalangan Pemuda Generasi Milenial, Kamis (7/7/2022).
Pelatihan yang dilangsungkan di Omah Jelita, Bae, Kudus ini diikuti oleh 30 peserta yang berasal dari latar belakang organisasi dan profesi yang beragama.
Ahmad Thoifur, penyuluh agama Islam pada kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Kudus, mengutarakan, moderasi beragama tak lain adalah sikap tawassut dalam beragama. “Sikap tawassuth akan menjadikan seseorang tidak terjerumus ekstrem kiri maupun ekstrem,” ujarnya.
Mansur Hidayat, dari Google News Initiatif, menyampaikan, bahwa dalam rangka peningkatan pemahaman moderasi beragama, generasi muda harus mampu memilah dan memilih informasi yang diterima.
“Setiap informasi yang datang, harus dipertimbangkan dan dinilai kebenarannya. Informasi dari (satu) media bisa dibandingkan dengan informasi di media lain. Tujuannya, untuk mengetahui kebenaran informasi (yang ada),” ungkapnya.
Proses membandingkan informasi dari satu media dengan media lain, ini juga untuk menghindari informasi yang tidak benar atau hoaks. “(Aktivitas) menilai sebuah informasi (berita), ini supaya terhidar dari hoaks,” katanya.
Sedang Muhammad Kharis, narasumber lain, menegaskan, memilah informasi merupakan salah satu dasar penting dalam moderasi beragama. Ia juga mendorong para pemuda tekun membuat konten-konten media yang berbasis pada moderasi beragama.
“Semakin banyak konten media yang moderat, maka akan semakin mudah membentuk karakter generasi muda untuk moderat,” paparnya dalam pelatihan yang dihadiri Moh Anwar Yasfin dan Heny Kristiana Rahmawati dari IAIN Kudus. (rls/ adb)