TEMANGGUNG, Suaranahdliyin.com – Sejumlah dosen STAINU Temanggung mendorong para santri memenuhi pendidikan formal dalam rangka menjawab tantangan zaman. Sebab, hakikatnya, kualitas kaum santri tidak bisa diragukan, namun untuk menjawab tantangan zaman yang saat ini membutuhkan syarat formal pula.
Hal itu terungkap dalam pembukaan awal pembelajaran Program Paket C di Aula Ponpes Al-Hidayah Prapak, Kranggan, Temanggung, Selasa (7/11/2017) yang diinisiasi oleh PCNU Temanggung dan STAINU Temanggung.
“Pencalonan modin saja membutuhkan ijazah. Kalau modin, kaum santri pasti ‘ngelothok’ dengan ilmu yang didapat di pondok. Tapi kalau tidak punya ijazah, ya sekarang tidak bisa. Padahal santri seperti njenengan, pasti kapasitas agama dan lainnya di atas rata-rata,” kata Muh. Syafi’ Ketua LP3M STAINU Temanggung yang juga koordinator Program Paket C Al-Hidayah.
Dia berharap, ke depan santri bisa mengesuaikan zaman dengan bekal ilmu dari pesantren dan pendidikan formal. Sebab, menurutnya, globalisasi tidak bisa hanya dihadapi dengan bekal pendidikan salaf. Namun juga pendidikan formal yang tidak hanya berhenti di jenjang SMA namun juga sampai perguruan tinggi.
Hidayatun Ulfa salah satu tutor menambahkan bahwa santri tidak hanya dituntut bisa bersaing di dunia global namun juga bisa berperan di dunia pendidikan formal. “Program ini tidak hanya untuk menjawab globalisasi, juga agar bisa bersaing di dunia pendidikan formal dan bekal hidup di masyarakat. Santri harus jadi generasi berkualitas,” tuturnya.
Sekretaris Prodi Akhwal As-syakhsiyah STAINU Temanggung itu menjelaskan, program itu tidak hanya belajar ilmu agama seperti di Ponpes pada umumnya, melainkan juga ada beragam mata pelajaran seperti Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, IPS, dan Matematika. ‘’Semoga santri tidak hanya bisa bersaing di dunia pesantren, juga di luar pesantren karena santri menjadi kunci kemajuan bangsa ini,’’ paparnya. (ibda/ ros)