
JAKARTA,Suaranahdliyin.com – Pimpinan Pusat Rabithoh Ma’ahidil Ilaiyyah (RMI) Nahdlatul Ulama menggelar Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) di ruang Sidang Lantai 5 PBNU Jakarta, Selasa (19/5/2019). Dalam rakornas yang diikuti RMI PWNU se-Jawa dan lampung ini, lembaga yang mengurusi pesantren NU ingin fokus pada pemberdayaan pesantren.
“RMI akan fokus pada pemberdayaan Ekonomi dan Pendidikan untuk menjadikan Pesantren NU lebih mandiri dan berdaya,” ujar ketua PP RMI NU KH. Abdul Ghofar Rozin di hadapan peserta Rakornas.
Kiai yang biasa disapa Gus Rozin menuturkan RMI telah menjalin komunikasi dan kemitraan dengan berbagai pihak untuk pemberdayaan ekonomi Pesantren. Hal ini terjalin pada bidang ritel, mikro keuangan, penjualan produk, pertanian, peternakan, dan lain lain.
“Kemitraan ini bisa diakses oleh semua pesantren yang berminat dengan mengacu pada ketentuan yang ada.”ujarnya.
Terkait pemberdayaan bidang pendidikan, katanya, RMI menitikberatkan pada penguatan layanan pendidikan pesantren seperti advokasi legasi Pesantren, pengembangan Puskestren, pemeriksaan kesehatan, promotif kesehatan dan menginisiasi pendirian Pondok Pesantren PBNU.
“RMI akan terus meningkatkan program-program melalui berbagai inovasi untuk kemajuan Pesantren NU.”imbuhnya.
Gus Rozin menegaskan bahwa dalam aspek pendidikan, RMI tidak akan masuk pada wilayah kurikulum.“Soal kurikulum, itu merupakan hak dan wewenang para Masyayikh dalam mengembangkan kekhasan pesantrennya,” imbuh Gus Rozin.

Menurut Gus Rozin, saat ini Pesantren menjadi lembaga diperebutkan berbagai pihak karena itu menjadi tanggung jawab RMI untuk menjaga dan menjadikan seluruh komunikasi dan kerjasama dengan berbagai pihak tersebut menjadi bermanfaat sebesar-besarnya bagi Pesantren.
“RMI akan fokus sebagai asosiasi terdepan dalam mengawal kepentingan pesantren NU ke depan.”tegasnya
Dukungan Wilayah
Merespon ide pemberdayaan pesantren tersebut, Dr. H. Abu Choir, M.A sekretaris RMI PWNU Jateng menyatakan sangat mendukung dengan program PP RMI NU yang akan fokus pada bidang pemberdayaan Pesantren. Menurutnya, pemberdayaan ini akan memberikan kesempatan kepada Pesantren untuk mengembangkan diri pada aspek wasilah seperti ekonomi, manajemen, metode dan mutu kesehatan yang akan mendukung pencapaian maqosid, yaitu tafaqquh fiddin, sosial, dan dakwah.
“Dengan pemberdayaan ini, RMINU akan dirasakan langsung keberadaannya oleh semua Pesantren NU,” imbuh Gus Abu yang juga dosen IAIN Kudus.
Dalam rakornas RMI ini dibahas program kerja, RUU Pesantren, Kemandirian Ekonomi Pesantren, rencana pesantren PBNU, dan konsolidasi organisasi RMI.[zul,adb/ros]