Menghindari Korupsi dengan Cinta Suci kepada Nabi

0
58
Warga antusiasi menghadiri peringatan Maulid Nabi dan Temu Alumni Pesantren Tahfidzul Qur’an Suruhan, Karanggjati, Wonosegoro, Boyolali pada Ahad (5/10/2025) lalu

BOYOLALI, Suaranahdliyin.com – Pengasuh Pesantren An-Najah, Dawar, Boyolali, KH Abdul Hamid Zuhri, mengutarakan, jika cinta kita kepada sesama belum bersumber dari cinta kepada Nabi Muhammad Shallallahu alahi wasallam, maka akan mudah kotor.

“Umpama karena saking cintanya kepada anak, orang tua demi bisa menuruti keinginan anak, menggunakan cara-cara yang tidak benar atau menghalalkan segala cara, seperti menipu dan korupsi,” katanya.

Hal itu diutarakannya dalam peringatan Maulid Nabi dan Temu Alumni Pesantren Tahfidzul Qur’an Suruhan, Karanggjati, Wonosegoro, Boyolali pada Ahad (5/10/2025) lalu.

Zaman sekarang, lebih lanjut Kiai Hamid menjelaskan, penggunaan jalan pintas korupsi untuk menyenangkan anak itu  karena tidak didasari dengan sumber cinta yang bersih atau suci.

“Jika cinta kepada anak didasari cinta kepada Rasulullah, maka tidak akan terjadi seperti itu,” tuturnya.

Menurutnya, cinta harta yang berlebihan itu menjadi sumber dosa atau kesalahan yang memudahkan orang menghalalkan segala cara. Maka kecintaan terhadap harta mesti dilandasi syariat dan tuntunan yang benar dari Nabi.

“Jika kita cinta kepada Rasulullah konsekuensinya apa yang kita lakukan mesti yang kira-kira bisa membuat senangnya Rasulullah. Jangan sampai membuat tidak sukanya Rasulullah,” lanjutnya menambahkan.

Dalam salah satu pesan Rasul, kata Kiai Hamid, bersungguh-sungguhlah untuk berpegang kepada kejujuran, walaupun kamu tahu sebab jujur kamu akan hancur. Karena sebenarnya orang jujur nantinya tidak akan hancur, namun akan sukses, selamat, dan bahagia.

Sementara itu Wakil Bupati Boyolali, Dwi Fajar Nirwana, mengajak menjadikan peringatan maulid nabi sebagai sarana meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah Subhanahu Wata’ala.

Kemudian memperdalam cinta kepada Nabi Agung Muhammad Shallallahu alahi wasallam, mempererat silaturahmi, dan yang paling penting untuk meningkatkan rasa syukur kita kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala karena telah diberikan tiga yang terbaik.

“Pertama, diberi Nabi terbaik, yaitu Rasulullah Muhammad Shallallahu alaihi wasallam; kemudian kita dijadikan umat terbaik; dan kita juga diberikan kitab suci terbaik, yaitu al-Qur’an,” ungkapnya.

Dalam pandangan Fajar, Nabi dikirim ke muka bumi sebagai suri teladan karena kemuliaan akhlak, kejujuran, kecerdasan, keikhlasan, dan kegigihannya dalam menyebarkan agama Islam. (sis/ ros, adb, gie)

Comments