Majelis Taklim Rijalul Ansor Diskusikan Medsos

0
1185
Rijalul Ansor Jepara Diskusikan Medsos

JEPARA,Suaranahdliyin.com  – PAC GP Ansor Kecamatan Kembang Kabupaten Jepara menyelenggarakan Majelis Taklim dan Shalawat Rijalul Ansor bertempat di Masjid Jamik Al Muttaqin Desa Cepogo Kecamatan Kembang Kabupaten Jepara, Jumat (12/10) siang.

Dalam kegiatan yang diikuti puluhan Ansor dan Banser ini juga diisi dengan diskusi bertema “Merayakan Kebenaran Tanpa Hoaks” yang dipaparkan M. Abdullah Badri.

Dalam paparannya, Wakil Sekretaris LTN PCNU Jepara ini mengatakan kebenaran yang awalnya obyektif saat ini malah berubah sebaliknya.

“Kebenaran sekarang ini mengikuti keyakinan masing-masing. Sehingga kebenaran yg mulanya memiliki prinsip objektivitas berubah menjadi subjektivitas,” tandasnya.

Pria yang akrab disapa Kang Badri menjelaskan sebagaimana  termaktub dalam ilmu filsafat disebut post truth (pasca kebenaran). Ditegaskan bahwa dalam algoritma (pemrogaman) facebook sama sekali tidak dikenal kebenaran.

“Yang ada like dan dislike. Suka maupun tidak suka,” tandas kang Badri yang ddampingi H. Noor Rois (Ketua PAC GP Ansor Kembang) dan sejumlah kiai yang hadir,

Selain medsos,sambungnya, tidak menyuarakan kebenaran, info di fb yang sering muncul sesuai kesenangan pemilik akun medsos tersebut.  “Suka buka porno maka yang sering keluar yang porno-porno. Suka dengan ustad nanti yang sering muncul ya ustad-ustad.”katanya

Dengan kondisi itu maka putra Kiai Badri ini menyentilnya dengan istilah post crut (pasca nge-crut). Dulu, urainya, saat masih di era kertas orang sibuk baca koran. Pembaca statusnya hanya konsumen.

“Namun sekarang di era digital pengguna fb sudah menjadi prosumen, ya produsen ya merangkap konsumen,” terang alumnus MA NU TBS Kudus itu.

Pada titik inilah, menurut Kang Badri, subjektivitas berlaku karena pandangan pribadi dinilai sebagai kebenaran. Kalo zaman dahulu Imam Bukhari dalam meriwayatkan hadits butuh waktu berbulan-bulan.

“Sekarang banyak personal-personal yang setiap hari ngeshare one day one hadits. Yang begitu ya ada,” tuturnya.

Begitu juga kabar yang paling terbaru soal qiraah sabah yang dianggap sesat. Jika disuruh menjelaskan dia meyakini tak bisa menjelaskan dengan ilmiah. “Orang gampang menyesatkan. Yang tak sesuai dengan pandangannya sesat, bidah dan masuk neraka,” tegasnya.

Di zaman semakin derasnya arus informasi memang tidak bisa dicegah, Kang Badri mengajak Ansor dan Banser agar menguatkan barisan agar yang lain semeleh, menyerah. (ip/adb)

Comments