KUDUS,Suaranahdliyin.com – Merintis usaha tidak bisa seketika langsung berhasil sukses, namun memerlukan proses tahapan yang harus dijalani. Bukan hanya modal dana, ketekunan dan kesabaran menjadi kunci utama kesuksesan.
Setidaknya prinsip itulah masih dijadikan motivasi aktivis Fatayat NU kecamatan Bae Kudus Ri’ayah (27) dalam mengembangkan usaha home industri Tas. Berkat ketekunan dan kesabarannya, perempuan yang biasa disapa Aiya ini, terlihat berhasil menjalankan usahanya di rumah.
Dalam penuturannya, Aiya merintis usaha dengan modal yang tidak begitu besar. Awalnya, ia belajar menjahit kepada kakak iparnya selama dua tahun, kemudian pertengahan tahun 2012 berinisiatif memproduksi sendiri Berbekal modal Rp 500.000, ia mencoba merintis usaha sendiri..
“Sejak bapak meninggal dunia saya terbersit memproduksi sendiri. Kemudian Atas ridho ibu, saya memulai membeli bahan dan menjahit sendiri.,“ujarnya kepada Suaranahdliyin.com, Jum’at (6/01/2018).
Dengan mencukupkan modal yang ia miliki, Aiya memberi nama usahanya Ayabie Bag’s Collection di Rumah Dukuh Pondok 3/3 Desa Bae Kudus. Pertama kali ia mampu menjahit 3 lusin atau 36 tas wanita.
“Jumlah sebanyak itu saya jual keliling dari pasar ke pasar dan alhamdulillah ternyata bisa laku,”imbuh alumnus MANU Muallimat Kudus ini.
Perjalanan dua tahun, usahanya perlahan mengalami perkembangan yang pesat. Untuk menambah omset produknya, ia mengambil karyawan penjahit dari tetangga sekitarnya.
Menariknya, karyawan berjumlah 8 penjahit yang semuanya memberdayakan kaum ibu rumah tangga. Tujuannya mengangkat kaum perempuan supaya mereka memiliki ketrampilan pekerjaan yang mampu membantu ekonomi rumahtangga.
“Menjahit ini termasuk pekerjaan sepanjang masa yang sesuai untuk perempuan, bisa dikerjakan di rumah tanpa meninggalkan pekerjaan rumah tangga,”jelas putri keenam dari tujuh bersaudara ini pasangan H. Kasmiri – Hj. Munasri.
Mengenai kiatnya, Aiya hanya menjalani secara tekun, sabar dan jujur serta menjaga kualitas produknya. Dari ketekunannya itu, omset produksi tas saat ini sudah mampu mencapai 20 lusin perbulan. Pemasarannya juga sudah menjangkau pasar-pasar kota besar di Jawa Tengah.
“Kami juga menerima pesanan juga, selama mampu dan bisa memproduksinya,”imbuh Aiya.
Disamping sukses menjalankan usahanya, Aiya ternyata memiliki kegemaran berorganisasi. Saat ini ia aktif pada organisasi remaja masjid di kampungnya. Tidak hanya itu, aiya juga masuk dalam jajaran pengurus bidang Pimpinan Anak Cabang (PAC) Fatayat NU kecamatan Bae.
“Karena adanya organisasi dapat menjalin hubungan (bersosialisasi) dengan masyarakat, bisa saling bertukar pengalaman dan ilmu pengetahuan,”katanya.(adb)