Diklatsar Banser Pegandon Kendal Tempa Mental dan Jiwa Patriot

0
369
Wakil Ketua PC GP Ansor Kendal Khasanuddin menyematkan tanda pengenal Diklatsar Banser

KENDAL,Suaranahdliyin.com – Selama tiga hari Sabtu – Senin (11-13/5/2025) kemarin, sebanyak 60 peserta mengikuti Pendidikan dan Latihan Dasar (Diklatsar) XXIII angkatan ke-2 Barisan Ansor Serbaguna (Banser) Pegandon. Bertempat di Lapangan Desa Wonosari, Kecamatan Pegandon, peserta kegiatan ini berasal kader muda dari Pegandon dan sekitarnya.

Kepala Satuan Koordinasi Cabang (Kasatkorcab) Banser Kendal, Primardiyanto, yang bertindak sebagai inspektur upacara, pembukaan menyampaikan bahwa Diklatsar merupakan gerbang awal dalam perjalanan menjadi Banser.

“Menjadi Banser bukan hanya soal fisik, tapi soal membentuk mental dan nurani sebagai seorang patriot. Seperti besi yang harus rela ditempa, dipanaskan, dan diasah agar menjadi pedang tajam, demikian pula Banser harus siap diuji agar tumbuh kuat, tangguh, dan berprinsip,” ujarnya Ndan Jefri demikian sapaannya.

Wakil Bupati Kendal, Benny Karnadi, yang hadir dalam pembukaan, turut memberikan apresiasi terhadap semangat para peserta. Ia menyebut bahwa keputusan menjadi Banser adalah bentuk kecintaan luar biasa terhadap ulama dan NKRI.

“Menjadi Banser itu pangkatnya bisa jadi lebih tinggi kelak di akhirat daripada bapak-bapak yang berseragam disini, karena niatnya luar biasa. Ini bukan pekerjaan biasa, tapi panggilan jiwa,” ucapnya.

Ia menambahkan, Pemerintah Kabupaten Kendal siap bersinergi dengan organisasi kemasyarakatan seperti GP Ansor dan Banser yang dinilai punya peran penting dalam menjaga stabilitas sosial dan keagamaan.

“Kaderisasi semacam ini harus terus kita dukung karena manfaatnya sangat besar untuk masa depan Kendal,” tegasnya.

Kepala Satuan Koordinasi Cabang (Kasatkorcab) Banser Kendal, Primardiyanto jadi inspektur pembukaan

Sementara itu, Wakil Ketua PC GP Ansor Kendal Bidang Pengkaderan, Khasanuddin, menyoroti perubahan zaman dan peningkatan kualitas kader.

Ia mengenang masa Orde Baru ketika mengenakan atribut Ansor-Banser masih dianggap berani.

“Dulu ketika zaman almarhum Ndan H Subari Syam hanya yang punya nyali tinggi yang berani tampil memakai seragam Ansor atau Banser. Sekarang semua berlomba-lomba. Tapi ingat, jangan hanya semangat di awal, mental dan kualitas diri juga harus naik. Pulang dari sini harus menjadi pribadi yang lebih siap dan militan,” pesannya.

Diklatsar ini diharapkan mampu melahirkan kader-kader Banser yang tidak hanya tangguh secara fisik, namun juga matang dalam ideologi dan komitmen terhadap perjuangan NU, bangsa, dan negara.(nfk/adb)

 

Comments