Oleh: Ahmad Dimyati Faqih
Cerita ini Saya dapatkan pada Idul Fitri lalu. Saat itu, Saya tengah silaturrahim ke kediaman salah satu guru Saya, Ustadz Sinana Yaqin, yang merupakan salah satu keturunan dari Kiai Nawawi Padurenan.
Ustadz Sinana Yaqin, mengisahkan, bahwa Kiai Nawawi memiliki banyak karomah yamg sangat luar biasa. Karomah Kiai Nawawi, antara lain setiap Jum’at sepulang dari salat jum’at, anak cucunya diajak menuju sebuah pohon. Pohon berada di sekitar tempat yang kini menjadi MI NU Al-Huda Padurenan.
‘’Setelah sampai di pohon itu, Kiai Nawawi memasukkan tangannya ke dalam Gowok (lobang di dalam pohon) untuk mengambil uang koin yang akan di bagikan kepada anak cucunya,’’ katanya.
Suatu ketika, terang Ustadz Sinana Yaqin, salah satu cucunya, Kiai Zamahsari penasaran dengan apa yang dilakukan kakeknya. Ia ingin mencoba membuktikan dengan memanjat pohon tersebut, hanya ingin melihat, apakah di dalam gowok tersebut ada uang koinnya ataukah tidak. ‘’Ternyata di dalam gowok tersebut tidak ada apa-apanya,’’ ungkapnya.
Karomah lain Kiai Nawawi, suatu hari beliau pergi ke Pasar Kliwon dengan jalan kaki. Sampainya di Pasar Kliwon, ada seorang pencopet yang bermaksud untuk mencopet uang sang kiai yang ditaruh di saku belakang celana.
‘’Saat tangan si pencopet dimasukkan ke saku belakang Kiai Nawawi, ada sebuah keanehan terjadi yang membuat heran orang-orang di pasar, yaitu tangan si pencopet tidak bisa dilepaskan dari saku Kiai Nawawi hingga di rumah,’’ terangnya.
Sesampai di kediaman Kiai Nawawi, tangan pencopet kemudian bisa dilepas. Di kediamannya, Kiai Nawawi menasihati si pencopat supaya tidak melakukan tindakan tidak terpuji itu lagi.
Di desanya, Kiai Nawawi dikenal tidak saja sebagai tokoh spiritual atau seorang yang alim, melainkan memiliki kelebihan untuk mengobati berbagai penyakit, dengan wasilah (perantara) ramuan dan doa-doa tertentu.
Ketika membantu masyarakat mengobati penyakitnya, Kiai Nawawi pun senantiasa mengatakan, “Saya tidak bisa menyembuhkan. Saya hanyalah perantara. Yang menyembuhkan adalah Allah Swt.,” ujar Kiai Nawawi sebagaimana dikisahkan Ustadz Sinana Yaqin. (*)
Ahmad Dimyati Faqih,
Penulis adalah santri Madrasah MA. NU. Tasywiquth Thullab Salafiyah (TBS) Kudus dan warga RT 2 RW IV Dukuh Kalilopo, Desa Klumpit, Kecamatan Gebog, Kudus.