SANTRI
Kaum Adam
Kaum Hawa
Mencari setitik ilmu
Hanya menginginkan ridla Sang Kiai
Siang malam tak kenal lelah
Fokus mengkaji kitab suci
Al-Quran sang pengobat hati
Tak hanya ilmu Al-Quran
Namun banyak lagi
Mengakji kitab salaf
Nan penuh makna dan teladan kehidupan
Salat malam
Para santri tlah terbiasa
Mendoakan keluarga tercinta
Berdoa untuk kebaikan bangsa tercinta
Alangkah beruntungnya Negeri
Memiliki santri yang tanpa pamrih
Gigih
Berjuang mempertahankan negara ini
***
Santri Harus Cerdas dan Mandiri
Oleh: Fauziah Adawiyah
Hari santri 22 Oktober, oleh pemerintah dijadikan untuk menghargai peran serta jasan para santri dan kiai, yang telah berjuang merebut dan mempertahankan negeri ini.
Ketika itu, para kiai dimotori oleh KH. Hasyim Asy’ari resolusi jihad pada 22 Oktober. Resolusi jihad itu menjadi ‘’amunisi spiritual’’ para santri dalam menghadapi penjajah yang kembali datang ke Indonesia dengan ‘’panji’’ Netherland Indies Civil Administration (NICA)-nya.
KH. Hasyim Asy’ari menyerukan, wajib hukumnya berjihad membela tanah air dari belenggu penjajah. Seruan itulah yang kemudian dikobarkan untuk membakar semangat para santri di Surabaya, untuk menyerang markas Brigade 49 Maharatta pimpinan Brigjen Aubertin Walter Sothern Mallaby.
Pada kesempatan itu Jendral Mallaby tewas dalam pertempuran tiga hari berturut-turut, 27 – 29 Oktober 1945. Ia tewas bersama pasukannya yang kurang lebih berjumlah 2000 personel.
Hal itulah yang kemudian memancing amarah angkatan perang Inggris, hingga berujung pada pecahnya peristiwa 10 November 1945, yang kelak diabadikan sebagai Hari Pahlawan.
Berpijak pada seruan jihad tersebut, Hari Santri kemudian ditetapkan pada era kepemimpinan Presiden RI, Joko Widodo (Jokowi), pada 22 Oktober 2015. Penetapan itu disetujui oleh 11 Ormas di Indonesia, antara lain Nahdlatul Ulama (NU), Al-Irsyad, PUI, Al-Anwar, PERSIS, Aswaliyah, Sarikat Islam, serta Al-Ijtihadiyyah.
Peran santri dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia, tak perlu diragukan lagi. Mereka mempertaruhkan jiwa raga untuk Indonesia, membangun Indonesia, dan senantiasa di garda terdepan dalam membela dan mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Bagi para santri, ditetapkannya Hari Santri yang kemudian diperingati setiap tahun, menjadi momentum untuk selalu mengingat, menghargai, dan mengapresisasi peran historis para santri dalam memperjuangkan kemerdekaan dan menjaga keutuhan negara tercinta ini.
Selain itu, momentum Hari Santri juga bisa menjadi salah satu sarana muhasabah al-nafs, memperbaiki diri, dan memaksimalkan peran untuk membangun bangsa ini. (*)
Fauziah Adawiyah,
Penulis adalah pegiat ekstrakulikuler jurnalistik MTs. NU. Ibtidaul Falah, Samirejo, Dawe, Kudus.