Sapa pilihanmu, Mas? Jagomu sapa, Kang? Anies, Ganjar apa Prabowo?
Demikian kira-kira beberapa kalimat menarik yang belakangan menjadi viral dan jadi perbincangan hangat publik di berbagai kalangan.
Pertanyaan – pertanyaan seperti demikian, tidak hanya menyeruak di diskusi – diskusi para akademisi kampus (perguruan tinggi), atau ulasan pakar/ pengamat politik di media massa (cetak, online maupun elektronik).
Namun, permasalahan itu juga marak dalam obrolan masyarakat di warung-warung kaki lima, obrolan mahasiswa di banyak kesempatan, termasuk jadi ‘grenengan’ tukang becak, kuli bangunan dan banyak lagi lainnya.
Pendeknya, di berbagai ruang dan waktu, soal siapa calon presiden yang akan didukung dan dipilih, selalu menjadi isu sentral perbincangan menjelang Pemilihan Presiden (Pilpres) yang akan digelar tahun 2024 mendatang.
Banyak yang sudah sangat mantap dengan jawabannya, terkait siapa yang akan dipilihnya nanti dalam Pilpres. Namun ada juga yang ‘masih merahasiakan’ siapa calon yang akan dipilihnya.
Pun, masih ada juga kelompok masyarakat yang ‘membutuhkan waktu’ untuk ‘menelaah’ dan ‘memantapkan hati’ kepada siapa hak suaranya akan diberikan.
Lepas dari apapun, soal Pilpres yang akan segera digelar, publik sudah mulai ‘mempersiapkan diri’ untuk ‘menyambut’ gelaran Pilpres itu.
Di gang-gang kampung hingga ruang-ruang publik sudah penuh sesak dengan baliho-baliho calon presiden yang akan didukungnya, yang dipasang masing-masing relawan.
Tim sukses masing-masing pasangan calon presiden dan calon wakil presiden, sudah ‘bergerilnya’ ke sana kemarin untuk sosialisasi dan menggalang dukungan bagi calonnya.
Meski begitu, masyarakat tentu tidak perlu buru – buru untuk menentukan pilihan hati, karena masih ada waktu cukup panjang untuk memantapkan diri terhadap pilihannya. Yang jelas, jangan memilih lantaran ‘uang politik’ yang tidak seberapa. Tetapi memilihlah karena itu memang pilihan yang menurut Anda tepat, sesuai hati nurani. Wallahu a’lam. (Rosidi, mentor Cendekia Baznas Ma’had Aly TBS Kudus)