KUDUS, Suaranahdliyin.com – Kamis (6/8/2020) pagi, bertempat di kompleks Tajug Menara, digelar penjamasan keris pusaka Kiai Cinthaka peninggalan Kanjeng Sunan Kudus. Proses penjamasan dipimpin oleh KH. Ahmad Badawi Basyir, dibantu juru jamas H. Faqihuddin.
Ketua Yayasan Masjid Menara dan Makam Sunan Kudus (YM3SK), H. Nadjib Hasan dalam siaran pers yang dikirim kepada awak media, menyampaikan, penjamasan Keris Kiai Cinthaka dilakukan satu tahun sekali, yaitu pada Senin atau Kamis pertama setelah hari tasyrik.
“Pada tahun ini, jatuh pada Kamis, 16 Dzulhijjah 1441 H yang bertepatan dengan 6 Agustus 2020 M,” terangnya. “Penjamasan dilakukan untuk merawat dan menjaga keris agar bebas dari karat, serta untuk lebih menampakkan pamor keris agar lebih bersinar dan terjaga dari kerusakan,” lanjutnya.
Ditambahkannya, keris Kiai Cinthaka adalah keris milik Kanjeng Sunan Kudus. Tangguh
(model/jaman) keris ini diperkirakan berasal dari zaman Majapahit akhir. Sedang bentuk bilah kerisnya adalah “Dapur Penimbal” yang memiliki makna kebijaksanaan dan Kekuasaan.
Adapun pamor keris Kiai Cinthaka adalah “Wos Wutah”, yang melambangkan kemakmuran, keselamatan, dan kepasrahan kepada Allah. Keris ini memiliki “ricikan” atau kelengkapan, di antaranya Luk Sembilan, Lambe Gajah Satu, Jalen, Pejetan, Tikel Alis, Sogokan Ngajeng lan Wingking, Sraweyan, dan Greneng duri dibuntut/ekor keris). Emas yang menempel di gandhik keris, adalah jenis “Kinatah Panji Wilis” yang merupakan
simbol topeng emas untuk wajah keris.
“Sebelum penjamasan, terlebih dahulu
dilakukan ziarah ke pasarean makam Kanjeng Sunan Kudus. Seusai ziarah,
dengan diiringi bacaan shalawat, petugas mengambil dan menurunkan keris Kiai
Cinthaka yang berada dalam peti, dan diletakkan di bagian atas Pendapa Tajug.
“Selain keris, dua trisula yang biasa terpasang di sisi mihrab (pengimamam)
Masjid al-Aqsha, juga turut dijamas.
Setelah tahapan penjamasan selesai, dilanjutkan pembacaan tahlil,” tuturnya. (gie, rid, ros/ adb)