
KUDUS, Suaranahdliyin.com – Kembali ke kampung halaman untuk merayakan Lebaran (Idul Fitri) bersama keluarga, yang lazim dikenal dengan Mudik, menjadi aktivitas yang rutin dilakukan umat Islam.
Pertanyaannya, apa ‘’makna’’ dan motivasi yang umat Islam Indonesia, untuk selalu melakukan Mudik setiap kali menjelang Lebaran?
Menurut pakar psikologi Universitas Muria Kudus (UMK), Dr. M. Widjanarko, aktivitas mudik ternyata bisa men-charges keterkaitan individu dengan akarnya, sehingga bisa membuat individu tersebut memiliki semangat lagi untuk beraktivitas.
‘’Hal itu hanya bisa dirasakan leh individu yang mudik. Mereka rela bersusah payah ‘menziarahi’ daerah asalnya, meskipun untuk itu butuh perjuangan dan modal yang tidak sedikit,’’ paparnya.
Namun, menurut Dr. M. Widjanarko yang juga penelitin Muria Researce Center (MRC) Indonesia itu, mudik di Indosena, secara umum telah menjadi fenomena untuk memperkuat identitas sosialnya.
‘’Maka sebenarnya tradisi atau budaya mudik Lebaran ini, akan lebih berarti dengan nguri-nguri lokalitas yang ada, seperti melanggengkan, mengenalkan jajanan (penganan) dan kearifan lokal lain kepada anak cucunya, agar tetap ingat akarnya,’’ tuturnya. (Tim Liputan Mudik Lebaran 2019)