BOYOLALI, Suaranahdliyin.com – Habib Muhammad bin Farid Al Muthohar dari Semarang mengajak menyelami kembali spirit hijrah Nabi Muhammad dari Mekah ke Madinah yang menandai dimulainya tahun Hijriah.
“Sampai saat ini kita rasakan betul barakah hijrahnya Kanjeng Nabi. Dengan susah payah Nabi meninggalkan tanah airnya, meninggalkan tempat kelahirannya, dan rela untuk pindah ke kota Madinah demi kita semua, umatnya, demi Islam,” katanya dalam Nahdlatul Ulama (NU) Bershalawat dalam rangka Rutinan Tri Wulan Ranting NU Banyusri, Kecamatan Wonosegoro, Kabupaten Boyolali pada Sabtu (22/7/2023) lalu.
Dia menyampaikan, ketika pindah ke Madinah, Nabi dan sahabatnya meninggalkan semuanya: apakah itu toko, sawah atau tanah. “Tidak membawa apa-apa kecuali pakaian dan mulai dari nol. Tapi akhirnya mereka menjadi orang-orang yang sukses karena barakah nderek Kanjeng Nabi,” ujarnya.
Habib Muhammad pun menuturkan, yang paling enak itu nderek. “Jika kita nderek kiai, ulama, dan habaib, Insyaallah selamat dunia akhirat. Karena amal kita sedikit dan terbatas,” katanya.
Dikisahkan, Nabi diusir dari Makkah, diboikot bertahun-tahun, tidak ada yang menyapa, tidak ada yang memberi makanan, bahkan tidak ada yang menanggapi ketika di pasar. “Sampai Nabi diperintahkan Allah untuk hijrah. Sahabatnya dahulu diperintahkan hijrah serta Nabi (berangkat) terakhir, sebab sayyidul qaumi khadimuhum (pemimpin suatu kaum itu adalah pelayannya),” paparnya.
Dijelaskannya, Nabi Muhammad adalah manusia yang selalu melayani umatnya. Kanjeng Nabi itu susah kalau umatnya susah, bahkan lebih susah. Maka kita semua ditanggung oleh Rasulullah. “Berbeda sama kita, kalau kita jadi pemimpin kita yang pertama kali menikmati,” ungkapnya.
Tapi kalau Rasulullah pemimpin dunia akhirat, yang paling terakhir menikmati. Bahkan nanti ketika di akhirat, sebelum umatnya dapat syafaat, sebelum umatnya dientaskan dari neraka dan masuk surga, Nabi tidak masuk surga,” katanya.
Sekretaris Majelis Wakil Cabang (MWC) NU Wonosegoro, M Bulkin MS, berbangga an mendukung rutinan Ranting NU Banyusri ini. “Ini sangat luar biasa. Saya ucapkan terima kasih banyak. Ini menunjukkan ukhuwah islamiyah, wathaniyah, basyariyah, serta (perkuat) kerukunan antara anggota dan pengurus serta lainnya,” ujarnya.
Menurutnya, penting menjaga kerukunan yang bisa dimulai dari diri, keluarga, dan bersama masyarakat termasuk bekerja sama dengan perangkat desa dengan baik.
Sementara itu, shalawatan yang digelar di Joglo Rofi Towidjoyo, Dusun Ngawen didipimpin Habib Umar bin Habib Syech bin Abdul Qadir As Segaf dan diiringi Hadrah Ahbabul Mustofa dari Magelang, ini dihadiri MWCNU, Forkopimcam, perangkat desa, dan ribuan jamaah. (siswanto ar/ ros, adb)