KUDUS, Suaranahdliyin.com – Tak kurang dari 80 peserta menghadiri Orientasi Kader Ulama (OKU), yang diselenggarakan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Kudus di Pondok Pesantren An-Nur Bareng, Jekulo, Kudus pada Ahad (5/11/2017).
Puluhan peserta itu berasal dari berbagai organisasi, antara lain Nahdlatul Ulama (NU), Muhammadiyah, GP. Ansor, Aswaja Center, IPNU, HMI, PMII, IMM, IPM, dan lain sebagainya.
Acara yang dibuka Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kudus, H. Noor Badi MM ini menghadirkan dua narasumber, yakni Prof. Dr. KH. Imam Taufiq M.Ag (UIN Walisongo Semarang) dan Dr. H. Subarkah M.Hum (Universitas Muria Kudus/ UMK).
Beberapa tokoh yang ikut hadir dalam kesempatan itu, antara lain KH. Hamdani LC. M.Ag (ketua MUI Kudus), Ilwani (wakil ketua DPRD Kudus), KH. M Afif M.Ag (ketua RMI Kudus), Dr. Moh Edris MM (Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMK), Dr. Saekan Muchit M.Pd (STAIN Kudus), penyuluh agama Islam dari Kemenag, serta Kiai Sya’roni Asnawi dan Gus Khifni (GP. Ansor).
Prof. Imam Taufiq dalam paparannya menyampaikan, bahwa ada beberapa kutub Islam yang ada di Indonesia saat ini. pertama yaitu sayap kiri. Yaitu gerakan yang cenderung radikal, fundamental dan berorientasi syariah. ‘’Sedikit-sedikit syariah. Misalnya sekarang berkembang wisata halal,’’ ungkapnya dalam dipandu Noor Said M.Ag.
Kedua yaitu sapa kanan. Yaitu gerakan Islam yang cenderung liberalis, mengedepankan rasio lebih banyak dan mengurangi sisi normatif teks. ‘’Yang lain, yaitu ada Islam moderat, yaitu Islam wasthiyah. Di sini posisi kita,’’ ujarnya dalam OKU yang mengusung tema ‘’Menyiapkan Ulama yang Responsif Tangguh dan Handal dalam Menghadapi Era Global. (mian/ ros)