
KUDUS, Suaranahdliyin.com – Problematika bangsa yang kompleks hanya bisa ditangani dengan bijak berperilaku dan saling tolong menolong dalam kebaikan. Hal itu disampaikan oleh Anggota DPR RI, Fathan Subchi, dalam sosialisasi empat pilar di Gedung Serbaguna Idola, Desa Jurang, Kecamatan Gebog, Kudus, Ahad, baru-baru ini.
Fathan mengatakan, nilai-nilai seperti gotong royong, tenggang rasa, guyub rukun adalah nilai asli bangsa Indonesia yang diwariskan secara turun temurun oleh para leluhur. Dalam prakteknya nilai-nilai tersebut juga telah terbukti mampu membentuk negara sebesar Indonesia seperti saat ini.
“Nilai-nilai tersebut menyimpan semangat kebangsaan, persatuan dan kesatuan yang mengakomodir berpuluh-puluh bangsa menjadi satu negara,” katanya.
Selanjutnya, mengutip QS. Al-Maidah : 2, Fathan menjelaskan bahwa Islam juga telah memerintahkan kita untuk saling tolong menolong dalam kebaikan. Menurutnya tolong menolong yang diperintahkan tidak hanya sesama muslim saja, tetapi seluruh umat manusia untuk sama-sama melakukan kebaikan.
“Dengan tolong menolong segala aktivitas, masalah dan tantangan akan selalu mudah untuk dijalani,” jelasnya.
Seseorang, imbuh Fathan, sudah pasti akan membutuhkan bantuan orang lain dalam menyelesaikan pekerjaannya. Oleh sebab itu, kerukunan dan persaudaraan penting dijaga, begitu juga rasa saling membutuhkan satu sama lain untuk bekerjasama membangun bangsa.
“Mari terus saling memahami dan melengkapi, bahu membahu mengatasi persoalan negeri agar keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia terlaksana dan semakin merata,” ujarnya dihadapan 150 peserta sosialisasi.
Menanggapi, tokoh masyarakat setempat, Nur Hadi, mengapresiasi sosialisasi empat pilar yang dilakukan di berbagai tempat di Indonesia ini. Menurutnya, dengan melaksanakan nilai-nilai yang telah disebutkan berarti telah melaksanakan amanat Pancasila sekaligus ajaran Islam.
“Sebagai masyarakat kita tentu berharap pemerintah bekerja maksimal, tetapi kita juga tidak hanya diam, melainkan membantu terwujudnya kemakmuran bersama dengan karya dan kerja nyata,” papar Nur Hadi. (rls/rid)