
SEMARANG,Suaranahdliyin.com – Rabithah Ma’ahid Islamiyah (RMI) PWNU Jawa Tengah terus berkomitmen untuk meningkatkan kapasitas pesantren dalam menghadapi era digital. Pesantren tidak boleh tertinggal dalam perkembangan teknologi, khususnya dalam bidang pemasaran digital.
Demikian yang disampaikan ketua RMI PWNU Jawa Tengah KH. Ahmad Fadlullah Turmudzi dalam kegiatan Pelatihan Digital Marketing bagi pengelola Humas dan IT pondok pesantren se-Jawa Tengah di SMK Negeri Jawa Tengah Rabu (12/3/2025). Pelatihan kerjasama dengan Baznas Jawa Tengah ini diikuti oleh 120 peserta delegasi lebih dari 60 pondok pesantren dari berbagai daerah di Jawa Tengah.
KH. Ahmad Fadlullah Turmudzi menegaskan pesantren harus mampu beradaptasi dengan perkembangan tehnologi. Jangan sampai potensi ekonomi dan keilmuan yang besar di dalamnya terhambat hanya karena kurangnya pemahaman tentang pemasaran digital.
“Dari sini, pentingnya inovasi dalam mengemas produk pesantren agar lebih menarik di pasar.”ujarnya.
Lebih lanjut, KH. Ahmad Fadlullah menjelaskan bahwa RMI PWNU Jawa Tengah telah banyak menjalin kerja sama dengan berbagai pihak untuk memperkuat peran pesantren di masyarakat. Pihaknya telah memiliki banyak MoU dengan lembaga lain, termasuk BAZNAS.
“Selain digital marketing, kami juga mengadakan pelatihan tata boga dan pengembangan usaha mikro berbasis pesantren. Semua ini demi kemandirian pesantren ke depan,” imbuhnya.

Ketua BAZNAS Jawa Tengah, Kiai Daroji, yang turut hadir dan membuka ceremonial dalam acara ini juga menambahkan bahwa pemasaran digital dapat membantu santri dalam mengelola usahanya secara mandiri.
“Harapannya, para santri tidak lagi hanya mengandalkan proposal untuk pemasaran, tetapi bisa menggunakan strategi digital yang lebih efektif. Namun, jangan lupa, ketika sukses nanti, zakatnya tetap harus ditunaikan,” pesannya.
Salah satu peserta pelatihan, Azmi Jahir dari Pondok Pesantren Al-Islah Kebagusan Ampelgading Pemalang, menyampaikan antusiasmenya dalam mengikuti kegiatan ini.
“Kami punya produk olahan madu dan herbal yang sudah berjalan beberapa tahun, tapi masih terkendala dalam pemasaran. Dengan pelatihan ini, kami akan lebih paham bagaimana memanfaatkan media digital untuk menjangkau lebih banyak pelanggan,” ujarnya.
Pesantren yang berpartisipasi umumnya memiliki produk unggulan yang telah dikembangkan, baik dalam bidang kuliner, kerajinan tangan, maupun produk berbasis herbal. (lis/adb)