Mematrikan Tradisi Kebudayaan, Meneguhkan Peradaban Bangsa

0
683

Oleh: Abdul Chamim (Gentong Miring)

“Siapa yang tidak menghargai budayanya sendiri, maka dia akan lenyap dari muka bumi.”

Konon di tanah Arab yang terkenal dengan kabilah-kabilahnya, banyak yang tergerus dan bahkan sampai hilang dari peradaban dunia, sebab banyak kabilah yang tidak mampu menghargai budayanya sendiri.

Demikian juga dengan kondisi Nusantara ini. Bagi bangsa yang memiliki kekayaan seni dan tradisi, jika tidak mau dan mampu menghargai, melestarikan serta mengembangkan dalam setiap perkembangan jaman, maka akan mengalami nasib yang sama seperti kabilah-kabilah tersebut.

“Mematri Tradisi kebudayaan menegukuhkan peradaban bangsa” menjadi tema pada pagelaran pameran lukisan kali pertama oleh Lembaga Seniman Budayawan Muslimin Indonesia (LESBUMI) PWNU Jawa Tengah.

Melalui pameran ini, semua (siapa saja, red) diajak untuk merenungkan, melestarikan, menggali ide-ide baru tentang tradisi budaya Nusantara melalui karya seni lukis.

Mengapa dengan mematrikan, menancapkan tradisi kebudayaan mampu meneguhkan peradaban bangsa?

Sebab dengan kekuatan tradisi budaya Nusantara, kita akan mengetahui jati diri kita sebagai bangsa yang berkarakter, tidak gampang atut grubyug -seperti kerbau yang dicocok hidungnya- begitu saja seiring perkembangan dunia pop yang semakin hari semakin kehilangan nilai-nilainya. Budaya populer di mana manusia akan lupa terhadap dirinya bahkan bangsanya.

Dari mematrikan atau memahatkan tradisi kebudayaan melalui pikiran, pemahaman serta prilaku dan sikap, akan mampu meneguhkan peradaban Nusantara yang tetap Adiluhung.

“Siapa yang berkumpul dan membincangkan ide dan gagasan, itulah ciri-ciri pemikiran tinggi.” Begitulah setidaknya Socrates pernah berujar dalam filsafatnya. (*)

Abdul Chamim (Gentong Miring),

Penulis adalah Wakil Ketua Lembaga Seniman Budayawan Muslimin Indonesia (LESBUMI) PWNU Jawa Tengah.

Comments