Kudus Darurat Sampah, LPBINU Tawarkan Beberapa Solusi

0
394
Ketua LPBINU PCNU Kudus Syukron Harianto (Foto Istimewa)

KUDUS, Suaranahdliyin.com – Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Nahdlatul Ulama Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (LPBINU PCNU) Kudus menyampaikan keprihatinan yang mendalam atas kondisi darurat sampah yang tengah melanda Kabupaten Kudus. Penutupan TPA Tanjungrejo memberikan dampak langsung yang sangat besar terhadap pengelolaan sampah di kota kretek ini.

Hal itu disampaikan ketua LPBINU PCNU Kudus Syukron Harianto kepada Suaranahdliyin.com Kamis (26/1/2025) menyikapi permasalahan sampah di kota Kudus.

Sebagaimana diberitakan sejumlah media, warga Tanjungrejo Jekulo menyegel Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Tanjungrejo karena dinilai telah mencemari lingkungan penduduk. Akibat penutupan TPA yang sebelumnya menjadi tempat pembuangan akhir sampah bagi sebagian besar wilayah ini menyebabkan sampah banyak yang menumpuk di mana-mana lantaran petugas sampah kebingungan membuangnya.

Syukron menilai kondisi ini bukan hanya menciptakan masalah lingkungan, tetapi juga mengancam kesehatan masyarakat dan kualitas hidup warga.

“Kami mengajak seluruh elemen masyarakat, baik pemerintah, swasta, dan masyarakat umum, untuk bergotong royong mencari solusi terbaik bagi masalah ini,”ujarnya.

ia menawarkan beberapa solusi untuk penanganan sampah di kota Kudus. Pertama, LPBINU mendorong pemerintah kabupaten Kudus mencari lokasi alternatif untuk TPA:

“Pemerintah daerah sebaiknya segera mencari dan menyiapkan lokasi baru untuk TPA yang memadai, agar sampah dapat dikelola dengan lebih baik.”harapnya.

Kedua, lanjut dia,  meningkatkan sistem pemilahan sampah. Hal ini perlu dilakukan dengan mensosialisasikan kepada masyarakat terkait pentingnya pemilahan sampah.

“Sejak dari rumah sangat penting untuk mengurangi volume sampah yang masuk ke TPA,”ungkap Syukron. .

Solusi ketiga, lanjut Syukron, pengolahan sampah berbasis masyarakat. Ia juga mendorong pembentukan bank sampah.

“Penting juga program pengolahan sampah berbasis masyarakat yang dapat memberikan dampak positif dalam mengurangi jumlah sampah yang dibuang ke TPA.”tandasnya.

Ia mengusulkan adanya kolaborasi dengan pihak swasta: Artinya, pelibatan pihak swasta dalam pengelolaan sampah dan menyediakan fasilitas daur ulang sampah.

“Harapannya untuk mendukung keberlanjutan lingkungan,” imbuhnya.

Ia menandaskan krisis sampah di Kudus ini menjadi masalah bersama, dan penyelesaiannya membutuhkan kerjasama yang baik antara masyarakat, pemerintah, dan sektor lainnya.

“Kita harus berupaya untuk menjaga kebersihan dan kesehatan lingkungan, agar Kudus tetap menjadi tempat yang nyaman bagi kita semua.” pinta Syukron. (adb/ros)

Comments