Habib Luthfi Tekankan Pentingnya Latihan Membersihkan Hati dengan Kebiasaan Baik

0
1232
Habib Luthfi menyampaikan tausiyah

BOYOLALI, Suaranahdliyin.com – Maulana Habib Luthfi bin Ali bin Yahya menyatakan, apa sebenarnya thariqah itu?

Dijelaskan oleh Habib Luthfi, thariqah khusus di sini bukan ditembak tidak mempan, bukan bisa berjalan di atas air, dan bukan bisa mengobati orang, melainkan litashfiyatil qulub (untuk membersihkan hati).

“Bagaimana caranya kita mengganti sifat yang kurang baik atau penyakit yang ada di hati menjadi hiasan,” tuturnya dalam pengajian Haul Masyayikh dan Tahlil Massal Pesantren Darussalaam Desa Bandung, Kecamatan Wonosegoro, Kabupaten Boyolali pada Sabtu (29/7/2023).

Disampaikan, untuk merubah yang kurang baik menjadi baik harus bertahap, sedikit demi sedikit yang kemudian akan mengukir dan menggantikan ukiran dan sifat yang tidak terpuji, lebih-lebih (merubah sifat) yang akan membahayakan iman Islam kita yang terkadang menarik kepada perjalanan su’ul khatimah.

“Di sini maksud thariqah, ialah thariqatil wushul ila hadhratil maqbul, jalan menuju kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala,”” ujarnya.

Habib Luthfi menyontohkan amalan dhahiriyah keseharian yang biasa dilakukan. Semisal setiap orang yang akan menjalankan shalat pasti mengambil air wudhu dahulu. “Yang menjadi pertanyaannya apakah wudhu kita sudah mencapai batiniyah atau tidak? Apa sekadar lahiriyah?” katanya.

Dijelaskan, misalnya setiap wudhu kita membasuh muka 3 kali, sehari 15 kali (dalam 5 waktu shalat), dan sebulan 450 kali. “Sebagian kita hanya mendapat bersih saja tapi tidak menyentuh pada batiniyahnya. Apakah kita semakin tawadhu? Apakah kita semakin andhap asor (rendah hati)? Apakah kita semakin menengadah kepala (sombong), siapa saya?” ujarnya.

Lantas Habib Luthfi menjelaskan sabda Nabi, “Barang siapa yang membasuh mukanya dalam berwudhu maka keluarlah beberapa dosanya.” Menurutnya, kalau keluar beberapa dosanya (mestinya) bukan semakin menengadah tapi semakin menunduk dan pelan-pelan akan hilang keakuannya.

Diutarakan, apabila kita meresapi dan benar-benar merasakan bahwa mata kita bagian dari yang disucikan, mulut kita bagian yang disucikan saat membasuh muka, pasti kita akan menjaga kesucian tersebut. “Apakah mata kita (masih) selalu mencari kesalahan orang yang menimbulkan su’uzon, prasangka yang jelek kepada siapa pun? Apalagi sebentar lagi 2024 ada pemilu,” katanya.

Habib Luthfi pun mengajak kita menjaga mata dan mulut sehingga tidak mencari-cari kejelekan dan aibnya orang untuk kita jual demi kepentingan.

Dikatakan, kalau seseorang sudah biasa menjaga mata, mulut, dan tindakan, secara refleks tidak mau kalau diajak maksiat atau menyebar aibnya orang.

“Kalau orang sudah belajar bela diri, berlatih setiap hari, Insyaallah orang itu punya gerak refleks yang luar biasa. Mulut ini juga sama, kalau mulut sudah biasa terkena air wudhu dan kita tahu sebagai kebersihan dan (ada) hikmah dari wudhu, mulut kita akan terjaga dengan baik,” ungkapnya.

Habib Luthfi menegaskan, jika terbiasa mengucapkan laailahaillallah atau subhanallah, ketika kena batu kakinya (tersandung) langsung dari lisannya keluar laailahaillallah atau subhanallah. Yang biasa mengucapkan ‘kaki empat’ ya yang keluar dari lisan juga kaki empat. Karena menurutnya yang keluar dari lisan berdasar kebiasaan yang terlatih.

Sekretaris Daerah (Sekda) Boyolali KH Masruri menyampaikan 2 pesan Bupati Boyolali M Said Hidayat. Pertama, mari kita jaga kerukunan supaya bisa bekerja dan menempuh pendidikan dengan baik yang dapat terlaksana manakala syarat utamanya dipenuhi yakni bersatu.

“Semua elemen masyarakat harus bersatu supaya kita bisa melaksanakan kewajiban kita masing-masing agar ekonomi bisa maju, semuanya bisa maju,” katanya.

Kedua, agar kita bisa maju mari teman-teman, anak-anaku sekalian yang di pesantren jangan berkecil hati dan tidak usah khawatir. Sekarang banyak pejabat dari pesantren termasuk menteri.

“Maka anda semua yang sudah di pesantren, mari kita betul-betul mempelajari ilmu seluas-luasnya, sebanyak –banyaknya, dan setelah berhasil kita serahkan kepada Allah. Dua ini yang bisa menjadi cambuk kita agar maju,” tegasnya.

Pengasuh Pesantren Darussalam Kiai Khumaidi bersyukur, alhamdulillah, malam ini penuh berkah. “Semoga kehadiran jamaah semua serta berkah Maulana Habib Luthfi, malam ini Allah menurunkan rahmatnya, menurunkan berkahnya kepada masyarakat Boyolali, khususnya Desa Bandung,” harapnya.

Dirinya juga mohon doa pangestu semoga Pesantren Darussalam semakin maju, santrinya saleh salehah, dan maslahat.

Ribuan warga menghadiri pengajian

“Terima kasih kepada Habib Luthfi dan Ibu Nyai Salma, pemerintah, warga, donatur, GP Ansor – Banser dan semua pihak yang menyukseskan pengajian,” ucapnya.

Pengajian yang juga dalam rangka Santunan Yatim Piatu, Khataman Jalalain, Peringatan 1 Muharram 1445 Hijriah, dan Khalwat Thariqah Naqsabandiyah Khalidiyah dihadiri ribuan jamaah dari Wonosegoro dan sekitar. (siswanto ar/ ros, adb)

Comments