
KUDUS, Suaranahdliyin.com – Ada suasana berbeda dalam peringatan hari lahir ke 65 IPNU dan hari lahir ke 64 IPPNU ranting Lau Kecamatan Dawe Kabupaten Kudus. Lilin dan lampion tampak ditata rapi di tengah-tengah Aula Balai Desa Lau, Kamis malam (07/03/19).
Eksotis sekaligus sakral. Demikian yang terlintas dalam benak para peserta dan tamu undangan yang hadir dalam malam tasyakuran itu. Hal itu sebab pada acara puncak, yaitu doa bersama seluruh lampu dipadamkan kemudian memancarlah cahaya lilin itu menerangi logo IPNU dan IPPNU yang telah ditata disamping lilin-lilin tersebut.
“Konsep itu sengaja kami buat agar lebih sakral dan indah. Ini lah wujud syukur kami karena telah diberi kenikmatan bisa bergabung dengan IPNU-IPPNU,” kata Qurotul Naela Fisroh, ketua IPPNU ranting Lau.

Naela kemudian memaparkan usia 65 bagi IPNU dan 64 bagi IPPNU bukanlah usia yang muda. Tetapi di usia tersebut organisasi pelajar NU ini juga tidak bisa dibilang tua. Menurut Naela di usia segitu tentu banyak pengalaman dan kiprah yang telah diperbuat oleh IPNU-IPPNU.
“Tetapi itu juga bukan usia yang tua, karena jiwa dan raga yang muda akan selalu ada dalam perjuangan para kader IPNU-IPPNU untuk semakin jaya,” jelasnya.
Mengambil tajuk “Menjadikan Santri Berkilau Tambah Gemilang”, Naela berharap agar para santri dan pelajar di Desa Lau semakin solid dan istiqomah dalam nguri-uri NU. Termasuk juga melaksanakan program yang kreatif, inovatif dan bermanfaat bagi masyarakat Desa Lau, khususnya anggota.
“Semoga juga para kader IPNU-IPPNU bisa menjalankan program kerja yang berkualitas, keratif, inovatif dan membawa keberkahan serta manfaat untuk masyarakat,” harapnya.
Hadir pada kesempatan itu wakil ketua PAC GP Ansor Kecamatan Dawe Mohammad Sahlan, ketua PAC IPNU Aris Purwanto, ketua PR IPNU periode 2016-2018 M. Fathoni dan dewan alumni IPNU-IPPNU. (rid/adb)