Perwakilan NU dan Wahid Foundation Sampaikan Aspirasi Umat Islam kepada Dubes AS

0
1114
Mursyidah Tohir, Alissa Wahid, Alamsyah Ja’far dan Tata menyampaikan aspirasi umat Islam Indonesia dan kecaman terhadap langkah Amerika yang mengakui Yerusalem sebagai ibukota Israel kepada Dubes Amerika, J. Donovan.

JAKARTA, Suaranahdliyin.com – Di tengah maraknya kecaman terhadap pernyataan dan kebijakan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, yang mengakui Yerusalem sebagai ibukota Israel, Jumat (8/12) kemarin, empat perwakilan dari ormas Muslimat NU, LKKNU dan Wahid Foundation diterima oleh Dubes AS Joseph R. Donovan di kantor Kedutaan Besar AS di Jakarta.

Kepada Donovan, empat perwakilan yang terdiri atas Mursyidah Tohir (PP Muslimat NU), Alissa Wahid (Lembaga Kemaslahatan Keluarga Nahdlatul Ulama/ LKKNU dan Jaringan Gus Durian), Alamsyah Ja’far dan Tata (Wahid Foundation), itu menyampaikan secara khusus aspirasi umat Islam Indonesia terkait isu Palestina, mengecam kebijakan Presiden AS, Donald Trump, yang telah melukai nalar dan hati umat Islam sedunia.

Mengutip direktur Wahid Foundation, Yenny Wahid, ada beberapa poin yang disampaikan kepada Dubes Donovan. Pertama, keberatan terhadap kebijakan AS atas Yerusalem, yang jelas-jelas bertentangan dengan sejumlah resolusi PBB, seraya meminta Presiden Trump meninjau ulang keputusan tersebut.

”Kebijakan itu bakal memicu ketegangan di negara-negara berpenduduk Muslim, termasuk Indonesia, di samping mengganggu proses perdamaian yang sedang terus diupayakan,” ujar Yenny melalui rilis yang diterima Suaranahdliyin.com, Sabtu (9/12/2017).

Kedua, keputusan Trump dinilai sebagai langkah ceroboh dan tergesa-gesa, lantaran lebih didasarkan pada pertimbangan domestik AS, ketimbang pertimbangan yang luas dan matang, bahkan tidak mencerminkan dukungan luas dari masyarakat AS sendiri.

Ketiga, menyampaikan kembali gagasan dan sikap KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) terkait kemerdekaan Palestina, dengan usulan two state solution (dua negara untuk dua warga), sebagai opsi solusi konflik Israel-Palestina.

Strategi Berlapis

Selain melakukan diplomasi langsung dengan menemui Dubes AS, Jumat kemarin warga NU juga menggelar aksi turun ke jalan, untuk menegaskan keberpihakan dan dukungan kepada rakyat Palestina.

Aksi mengecam kebijakan Trump

Ratusan warga NU bersama sejumlah elemen masyarakat yang lain, menggelar demo di depan Kedubes AS di Jakarta. Mereka membentangkan spanduk dan poster berisi kecaman terhadap pernyataan Presiden Trump yang telah melukai dan menyulut amarah umat Islam.

Menurut Yenny Wahid, aksi turun ke jalan dan pertemuan dengan Dubes Donovan, hakikatnya merupakan strategi berlapis NU, dalam memperjuangkan kemerdekaan Palestina.

”Aksi turun jalan diperlukan, untuk menunjukkan solidaritas terhadap rakyat Palestina. Namun, kami juga melakukan strategi ’informal diplomacy’, yakni bertemu langsung dengan Dubes AS untuk menyampaikan sikap dan keberatan atas keputusan Presiden Trump. Lewat pertemuan langsung dengan perwakilan resmi AS, kami memastikan bahwa suara mayoritas masyarakat Muslim Indonesia telah tersampaikan ke pemerintah AS,” Yenny menambahkan.

Yenny Wahid sendiri tidak ikut dalam pertemuan dengan Dubes Donovan, lantaran sedang berada di Bahrain, menghadiri undangan Manama Dialogue, sebuah event strategis yang membahas isu-isu terkini di Timur Tengah dan dunia. Termasuk perihal pernyataan kontroversial Trump terkait Yerusalem itu.

”Saya rencananya akan satu panel dengan Menteri Luar Negeri Irak dan Pangeran Turki bin Faisal dari Saudi Arabia,” kata Yenny. (rls/ ros)

Comments