PEKALONGAN, Suaranahdliyin.com – Rutinan Malam Jumat Kliwon Majelis Azzahir Kota Pekalongan kedatangan tamu spesial, Syekh Aun Al-Qaddumi asal Yordania. Sebelumnya, Syekh Aun terlebih dahulu silaturahim kepada Habib Muhammad Luthfi bin Ali bin Yahya.
Tak ingin ketinggalan momentum itu, Habib Ahmad Al-Habsy pun turut mencatat beberapa tutur kata penting yang disampaikan Syekh Aun di Kanzus Sholawat Kota Pekalongan, Kamis (02/02/23) malam.
Melalui akun instagram pribadinya, Habib Ahmad Al-Habsy membagikan catatan itu secara ringkas. Pada kesempatan itu, Syekh Aun menyampaikan tutur kata tentang keutamaan khidmah kepada guru.
“Dihadapan para santri Habib Luthfi, Syekh Aun berkata (bahwa) seseorang yang dapat berkhidmah kepada guru, ulama dan kaum sholihin adalah orang yang beruntung,” tulis Habib Ahmad Al-Habsy.
Keberuntungan itu, lanjut Habib Ahmad, karena seseorang itu akan mendapatkan keberkahan dalam usianya dan juga urusan dunianya.
“Saat Rasulullah hijrah ke kota Madinah, Ummu Sulaim membawa anaknya Anas bin Malik untuk khidmah kepada Rasulullah. Dan Anas bin Malik mendapatkan banyak keberkahan. Baik dalam usianya, keturunannya maupun dunianya,” tulis Habib Ahmad lebih lanjut.
Kendati demikian, Syekh Aun mengingatkan agar santri tidak meniatkan khidmahnya untuk dunia. Melainkan harus diniati untuk manjadi perantata urusan akhirat.
“Hati-hati, jangan anda mendekati ulama atau orang sholeh untuk perantara urusan dunia. Namun, mendekatlah untuk urusan akhirat, maka urusan duniapun akan dimudahkan,” kata Syekh Aun Al-Qaddumi.
Syekh Aun kemudian juga mendoakan Habib Luthfi bin Yahya agar diberikan kesehatan, juga dipanjangkan (diberkahi) umurnya.
Menurut informasi yang dihimpun oleh Suaranahdliyin.com, Syekh Aun Al-Qaddumi tidak datang sendiri. Melainkan bersama rombongan ulama sufi dunia untuk membahas agenda multaqo ulama sufi dunia tahun 2023 ini.
Pada kesempatan itu, ada empat ulama sufi dunia yang turut hadir ke Pekalongan. Yaitu Syekh Aun Al-Qaddumi (Yordania), Syekh Muhammad Sahumi al-Idrisi (Libya), Syekh Riyadh Bazo (Lebanon) dan Syekh Muhammad Maghobi (Brazil). (rid/adb, ros)
