KUDUS, Suaranahdliyin.com – Dalam rangka merayakan tahun baru 1445 hijriyah, warga Desa Kaliputu Kota Kudus menggelar kirab Tebokan, Rabu (19/7/2023) siang. Puluhan anak-anak, remaja, dan orang tua membawa sesaji berupa makanan jenang yang dibentuk gunungan, jajan pasar, dan hasil bumi yang diarak mengitari Desa Kaliputu.
Berbeda dengan tahun kemarin yang masih masa pandemi, kirab jenang tebokan kali ini lebih meriah. Warga dari setiap RT sangat antusias mengikuti kirab sampai menampilkan krasi di atas panggung pada tempat finish.
Menurut Kepala Desa Kaliputu Widiyo pramono di Kudus, Kirab jenang tebokan merupakan tradisi tahunan yang diadakan setiap 1 suro, yang diikuti warga Kaliputu. Istilah tebokan diambil kata tebok (Jawa), yaitu sejenis nampan dari anyaman bambu yang biasa digunakan untuk meletakkan jenang.
“Tradisi jenang tebokan memberikan makna agar pengusaha jenang yang ada di Kaliputu tambah guyub rukun, tidak ada persaingan, dan tidak jalan sendiri-sendiri.”ujarnya.
“lewat tebokan jenang ini pengusaha jenang selalu kompak dan jalan bersama untuk membangun desa kaliputu ini,”sambungnya.
Wahyu menuturkan Jnang tebokan ini berawal dari cucu mbah Dempok Soponyono leluhur cikal bakal desa kaliputu yang sedang bermain, kemudian hanyut kesungai dan meninggal. Akhirnya ada Syeh Jangkung (Mbah Saridin) memberikan bubur gamping yang harus dimakan, setelah dimakan alhamdulillah bisa hidup kembali.
“Dari situlah Syeh Jangkung memberikan sabda “sok bakale kaliputu uripe soko bubur (Jenang) gamping”ungkapnya.
Dulu, lanjut Wahyu, tebokan sendiri bermula dari pengusah jenang yang setiap satu suro mengadakan syukuran di masjid, dan akhirnya pihak pemdes berkoordinasi dengan bekerja sama dengan dinas pariwisata dan menjadikan sebuah tradisi tahunan.
“Sekarang pengusaha jenang sudah ada 25 dan hampir 75% sudah ber NIB PIRT semua. Halal sudah ada dan tinggal nunggu,”tambahnya.
Pihaknya berharap, Tradisi Jenang Tebokan bisa dikenal masyarakat luas, tidak hanya dari dalam kota tetapi hingga luar kota bahkan nasional. “Tradisi ini diharapakan bisa untuk memperkenalkan kuliner khas kudus, yakni Jenang.”tandasnya. (M. Zulfan, Juwanita – mahasiswa PPL Prodi Komunikasi dan Penyyiaran Islam IAIN Kudus)