KUDUS, Suaranahdliyin.com – Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Jawa Tengah bersama Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), menyelenggarakab Kenduri Desa Damai bertajuk “Kenali dan Peduli Lingkungan Sendiri” pada Rabu (21/6/2023) lalu.
Acara yang dilangsungkan di pendapa Balai Desa Getaspejaten, Kecamatan Jati, Kabupaten Kudus itu menghadirkan narasumber yang terdiri atas Kasubdit Pemberdayaan Masyarakat BNPT Kolonel (Czi) Rahmad Suhendro, Rosidi (jurnalis Suaranahdliyin.com/ mentor Cendekia Baznas Ma’had Aly TBS Kudus) dan Dyah Kusumawati (akademisi dan praktisi film).
Dipandu Hamidulloh Ibda (Ketua Bidang Media, Hukum dan Hubungan Masyarakat FKPT Jawa Tengah), kesempatan itu dihadiri Muhammad Fitriyanto (kepala Badan Kesbangpol Kabupaten Kudus), perwakilan dari Kodim 0722/ Kudus, Polres Kudus, kepala desa se Kecamatan Jati, Nahdlatul Ulama, Muslimat NU, Muhammadiyah, Aisyiyah, Karang Taruna dan para wartawan.
Ketua FKPT Jawa Tengah, Prof Dr Syamsul Ma’arif, mengutarakan, Kenduri Desa Damai merupakan acara yang menarik, karena menjadi alternatif dalam pencegahan redakalisme dan terorisme.
“Kenduri adalah rekayasa sosial yang sangat strategis, karena di dalamnya terdapat nilai-nilai luhur warisan para leluhur, khususnya Walisongo. Kenduri memiliki bermakna ritual meminta doa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan biasanya dilengkapi dengan tumpeng atau makan Bersama (kepungan),” ujarnya.
Kasubdit Pemberdayaan Masyarakat BNPT, Kolonel (Czi) Rahmad Suhendro, menyampaikan, Kenduri Desa Damai merupakan bagian dari program pemerintah pusat maupun pemerintah daerah.
“(Dalam bermasyarakat perlu mengenal lingkungan sekitar). Akibat tidak kenal lingkungan sekitar, maka kita tidak sadar, sehingga dengan mudah disusupi paham-paham radikalisme dan terorisme,” ungkapnya.
Disampaikannya, para pelaku teror biasanya mengatasnamakan agama. Padahal agama tidak membiarkan kita merusak dan berbuat kerusakan. “Awal dari terorisme itu radikal dulu, intoleran dulu. (Ironisnya), ini sudah masuk anak jenjang sekolah tingkat dasar (SD),” katanya
Untuk itu, lanjut Kolonel (Czi) Rahmad Suhendro menambahkan, tujuan dilaksanakannya Kenduri Desa Damai adalah agar masyarakat guyub. “Sehingga Ketika anak-anak desa ke kota, (sudah) punya bekal agar tidak mudah terpapar paham radikal,” jelasnya.
Kepala Badan Kesbangpol Kabupaten Kudus, Muhammad Fitriyanto, mewakili Bupati Kudus H M Hartopo, mengemukakan, “Program” Kenduri (Kenali dan Peduli Lingkungan Sendiri) harus dimulai dari diri sendiri, dan berlanjut ke lingkungan sekitar. “Jika di wilayah Anda ada potensi radikalisme, ekstremisme, maka segera laporkan kepada Babinsa, Bhabinkamtibmas, perangkat desa atau seluruh unsur yang paling dekat,” pesannya.
Sementara itu, dalam gelaran Kenduri Desa Damai di pendapa Desa Getaspejaten itu, semakin menarik lantaran para peserta selain diberi materi, juga ada permainan yang mengasah otak. Dan yang lebih menarik lagi, karena panitia juga telah menyediakan tumpeng yang dimakan Bersama-sama baik peserta maupun panitia, sehingga suasana pun menjadi santai dan gayeng. (umi/ adb, ros, rid)